Selasa 20 Oct 2020 11:13 WIB

Kesaksian Atas Rasulullah Bisa Selamatkan dari Siksa Kubur

Barang siapa yang menaati Rasul dan mengikuti ajaran-ajarannya, maka menaati Allah.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Esthi Maharani
Ilustrasi Rasulullah
Foto: Pixabay
Ilustrasi Rasulullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Setelah manusia meninggal, mereka akan masuk ke dalam alam kubur. Di sana, Allah akan menguji dengan tiga pertanyaan. Salah satu pertanyaannya adalah siapa nabimu? Mereka yang bisa menjawab akan selamat sementara yang tidak bisa menjawab akan celaka.

Dijelaskan dalam buku Tafsir Al-‘Usyr Al-Akhir dari Alquran Al-Karim, tidak ada yang bisa menjawab kecuali mereka yang diberi taufiq oleh Allah untuk melakukan syarat-syarat kesaksian selama di dunia sehingga Allah memberikan ketetapan hati dan ilham di dalam kuburnya. Kesaksian atas Rasulullah ini memberikan manfaat kepadanya di akhirat. Adapun syarat-syarat tersebut adalah :

1. Mentaati Nabi Muhammad SAW dalam setiap perkara yang beliau perintahkan Allah memerintahkan manusia untuk menaati beliau yang tertuang dalam firman-Nya surat An-Nisa ayat 80 yang berbunyi :

مَّن يُطِعِ ٱلرَّسُولَ فَقَدْ أَطَاعَ ٱللَّهَ ۖ وَمَن تَوَلَّىٰ فَمَآ أَرْسَلْنَٰكَ عَلَيْهِمْ حَفِيظًا

May yuṭi'ir-rasụla fa qad aṭā'allāh, wa man tawallā fa mā arsalnāka 'alaihim ḥafīẓā

Artinya : “Barangsiapa yang mentaati Rasul itu, sesungguhnya ia telah mentaati Allah. Dan barangsiapa yang berpaling (dari ketaatan itu), maka Kami tidak mengutusmu untuk menjadi pemelihara bagi mereka.”

Menurut tafsir ringkas dari Kementerian Agama RI yang dilansir dari laman resminya, ayat tersebut menjelaskan barang siapa yang menaati Rasul dan mengikuti ajaran-ajarannya, maka dia telah mentaati Allah karena Allah yang telah mengutusnya. Barang siapa yang berpaling dari ketaatan itu, ketahuilah Kami tidak mengutusmu, wahai Nabi Muhammad, untuk menjadi pemelihara mereka sebagai orang yang bertanggung jawab dan menjamin mereka untuk tidak berbuat kesalahan.

Sementara tafsir Al-Muyassar atau Kementerian Agama Saudi Arabia menyebut ayat ini sebagai bukti bahwa beliau maksum dalam setiap tindak tanduknya. Barang siapa mentaati Rasulullah karena keyakinannya bahwa beliau adalah Rasulullah yang diutus untuk menyampaikan hukum-hukum Allah kepada para makhluk, maka ia sesungguhnya telah mentaati Allah. Ini tidak akan terjadi kecuali dengan taufik dari-Nya. Jika ada yang berpaling darinya maka sesungguhnya Kami tidak mengutusnya untuk menjaga amalan dan tingkah laku mereka.

Namun, Kami mengutusnya sebagai orang yang menyampaikan dan menjelaskan risalah serta pemberi nasihat. Siapa saja yang mencintai Rasulullah SAW, maka dia harus mentaati beliau, karena ketaatan itu adalah bentuk dari kecintaan. Sebagaimana dijelaskan pula dalam hadits, beliau bersabda : “Semua umatku akan masuk surga kecuali mereka yang menolak. Para sahabat lalu bertanya ‘siapakah yang menolak wahai Rasulullah?’ Beliau menjawab ‘siapa saja mentaatiku maka ia masuk surga dan siapa saja yang tidak taat kepadaku berarti dia menolak,” (HR Bukhari).

2. Mempercayai apa yang beliau sampaikan Siapa yang mendustakan sesuatu yang telah shahih dari Rasulullah SAW disebabkan oleh keinginan tertentu atau hawa nafsu, maka dia telah mendustai Allah dan Rasul-Nya, karena Rasulullah SAW adalah orang yang terpelihara dari kesalahan dan bohong.

3. Menjauhi apa yang beliau larang Menjauhi apa yang Rasulullah SAW larang dimulai dari dosa terbesar, yaitu syirik, dosa-dosa besar, perbuatan maksiat, hingga dosa-dosa kecil, dan sesuatu yang makruh. Keimanan seorang Muslim bertambah sesuai dengan kadar kecintaannya kepada Rasulullah SAW. Jika imannya bertambah, maka Allah akan menjadikannya untuk selalu mencintai perbuatan yang shaleh serta membuatnya benci kepada kekufuran, kefaksiqan, dan kemaksiatan.

4. Tidak beribadah kepada Allah kecuali sesuai dengan apa yang Allah syariatkan melalui ucapan nabi-Nya Segala ibadah pada prinsipnya adalah terlarang kecuali yang ada dasar perintahnya. Maka tidak boleh beribadah kepada Allah kecuali dengan ajaran yang datang dari Rasulullah, beliau bersabda : “Siapa saja melaksanakan suatu amalan yang tidak ada dasar dari agama kita, maka amalan itu ditolak,” (HR Muslim).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement