REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Terdapat sejumlah peristiwa besar yang terjadi menjelang kelahiran Muhammad SAW. Salah satunya adalah pertanda dan isyarat istimewa di mana padamnya api yang disembah penganut agama Majusi.
Dalam buku Sirah Nabawiyah karya Syekh Shafiyurrahman Al-Mubarakfury dijelaskan, beberapa penanda isyarat kelahiran Muhammad SAW sangat istimewa dan tidak biasa.
Antara lain runtuhnya 14 balkon Istana Kisra Anusyirwan (Raja Persia). Selanjutnya adalah padamnya api yang disembah penganut agama Majusi atau Zoroaster. Api Majusi yang telah menyala hampir seribu tahun dikisahkan tak pernah padam, hingga jelang kelahiran Nabi Muhammad SAW. Kaum Majusi berusaha menghidupkan kembali api tersebut namun tetap tidak menyala.
Kemudian runtuhnya beberapa gereja di sekitar Buhaira yang sebelum itu penuh sesak dengan pengunjung.. Mengeringnya Danau Sawa (wilayah Irak), yang saat itu dijadikan tempat pemujaan. Dan berbagai tanda kesamaan dengan lahirnya para nabi lainnya, seperti munculnya bintang besar dan bercahaya di malam kelahiran Nabi Muhammad SAW.
Ibunda Nabi, Aminah, juga pernah memberitahu kepada Abdul Muthalib (kakek Nabi) mengenai informasi pertanda-pertanda itu. Dan setelah melahirkan Muhammad SAW, Aminah segera memberitahukan. Segera saja, Abdul Muthalib membawa cucunya tersebut ke dalam Ka’bah untuk berdoa dan memanjatkan syukur.
Beliau pun memilih nama Muhammad kepada cucunya tersebut yang mana nama tersebut tidak pernah dinamakan kepada siapapun oleh bangsa Arab sebelum ini. Dan siapa sangka? Nama itu menjadi nama yang sangat sesuai dengan perangai Muhammad SAW.
Akhlak Muhammad SAW, sifatnya, perlakuannya kepada manusia maupun alam semesta sangat sesuai dengan nama yang disematkan kakeknya itu. Muhammad merupakan nama yang berasal dari kata bahasa Arab yang artinya adalah yang terpuji. Begitulah Nabi, terpuji karena akhlaknya.