REPUBLIKA.CO.ID,
لَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۖ فَأَنَّىٰ يُؤْفَكُونَ
“Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka (orang-orang musyrik Makkah), 'Siapakah yang menjadikan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan?', tentu mereka akan menjawab, 'Allah', maka betapakah mereka (dapat) dipalingkan (dari jalan yang benar).” (QS Al-Ankabut; 61)
Sayyid Qutub dalam Fi Zilalil Qur'an menafsirkan ayat surah Makkiyah tersebut. Turunnya ayat itu membuktikan bangsa Arab sesungguhnya tidak asing dengan ajaran tauhid yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Sebab, keyakinan bahwa hanya ada satu Tuhan yang menciptakan alam semesta adalah inti agama Nabi Ibrahim AS (millata Ibrahim)Sang Khalilullah yang menurunkan Nabi Ismail AS, leluhur bangsa Arab.
Lebih lanjut, Sayyid Qutub menyebut adanya penyimpangan yang dilakukan generasi Arab pada masa antara Nabi Ismail dan Muhammad SAW. Cukup banyak dari mereka yang justru berpaling dari tauhid, sehingga menghinakan diri sendiri dengan menyembah berhala-berhala (paganisme).
Bagaimanapun, orang-orang musyrik itu tetap bangga mengaku sebagai keturunan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail, dua tokoh yang membina Ka'bah dalam area rumah ibadah pertama yang dibangun di Bumi, Masjidil Haram.
إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكًا وَهُدًى لِلْعَالَمِينَ
“ Sesungguhnya rumah yang mula-mula dibangun untuk (tempat beribadat) manusia, ialah Baitullah yang di Bakkah (Mekah) yang diberkahi dan menjadi petunjuk bagi semua manusia.” (QS Ali Imran: 96). Tidakkah mereka tahu kisah Nabi Ibrahim yang dengan gagah berani menghancurkan patung-patung yang disembah Raja Namrud dan pengikutnya?