REPUBLIKA.CO.ID, Alquran ternyata tidak menyebutkan kata ateisme atau padanannya. Apa hikmah di balik nihilnya kata ateisme dalam Alquran?
Menurut Muhammad `Imaduddin `Abdulrahim atau dikenal dengan Bang Imad dalam karyanya, Kuliah Tauhid hal ini menegaskan fitrah manusia memang mempercayai eksistensi Allah SWT. Lihat misalnya surat Luqman ayat 25 yang berarti:
وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ ۚ “Dan sesungguhnya jika kamu tanyakan kepada mereka: ‘Siapakah yang menciptakan langit dan bumi?' Tentu mereka akan menjawab: `Allah'.
Karenanya, bagi Bang `Imad, persoalannya adalah, mengapa manusia tak jua beriman kepada Sang Pencipta?`Imaduddin menyebut satu penghalang iman yaitu kesombongan.
Sebagaimana Fir'aun kalau dia menerima konsep `La ilaha illa Allah', maka dia harus menganggap dirinya sama dengan Musa, anak yang pernah dipeliharanya, anak yang pernah diselamatkannya dari kehanyutan di sungai Nil. Ini berat bagi dia. Dia telanjur menganggap dirinya super (super human sebagai manusia dan supernation sebagai bangsa). (1982: 61)
Kepuasan hati manusia hanya bisa diraih dengan bertauhid. Sebab, memang begitulah fitrah kemanusiaan yakni meyakini eksistensi Tuhan Yang Satu.
Karenanya, lanjut sang penulis, kunci memahami tauhid adalah keikhlasan dan jihad.Hidayah iman tidak diberi kan secara gratis sebagaimana kedua nikmat lainnya [nikmat berkehidupan dan kebebasan berpikir?Red].
Karena itu pula kita mengerti kalau tidak semua orang berhasil mendapatkan nikmat tersebut. Penulis berdoa semoga adik-adik dan saudara-saudara yang telah berani dan mampu meninggalkan tempat tidur di saat-saat mata mengantuk selepas makan sahur, datang ke masjid untuk sembahyang bersama, berjamaah, kemudian mengikuti kuliah subuh, sudah di anggap termasuk berjihad. Semoga hati kita, insya Allah, terbuka untuk menerima hidayah iman. (1982:72)