REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saudah binti Zam'ah bin Qais bin Abdi Syams merupakan deretan Sahabiyah atau sahabat Nabi Muhammad SAW dari kalangan wanita yang imannya kuat. Demi mempertahankan imannya, Saudah rela berhijrah dari kampung halamannya dan akhirnya diperistri oleh Rasulullah SAW.
Bersama delapan teman dari golongan Bani Amir, Saudah meninggalkan harta untuk menyeberangi dahsyatnya ombak di lautan. Setelah berada di tempat hijrah daerah Habsyi, penderitaan dan tantangan tidak pula ikut hijrah tapi sama-sama ikut.
Saudah mendapatkan cacian, siksaan, dan intimidasi karena menolak ajakan kesyirikan dari warga pribumi. Karena intimidasi, Saudah kehilangan beberapa teman dan juga suaminya. Di tempat asing itu pun penderitaan semakin lengkap dirasakan Saudah.
Melihat hal itu, Rasulullah SAW, menaruh perhatian yang sangat istimewa terhadap wanita muhajirah yang beriman dan telah menjanda tersebut. Oleh karena itu, tiada henti-hentinya Khaulah binti Hakim as-Salimah menawarkan Saudah untuk beliau hingga akhirnya beliau mengulurkan tangannya untuk Saudah.
Teguh Pramono dalam bukunya 100 Muslim Terhebat Sepanjang Masa Inspirasi Para Muslim yang Dicatat dengan Tinta Emas menuliskan, Rasulullah SAW mendampingi Saudah dan membantunya menghadapi kerasnya hidup. Apalagi, kala itu umur Suadah telah mendekati usia senja sehingga membutuhkan seorang yang dapat menjaga dan mendampinginya.
Telah tercatat dalam sejarah, tak seorang pun sahabat yang berani mengajukan masukan kepada Rasulullah SAW tentang pernikahan beilau setelah wafatnya Khadijah. Khadijah telah mengimani Rasulullah SAW di saat manusia mengufurinya dan menyerahkan seluruh hartanya di saat orang lain menahan bantuan terhadapnya, dan bersamanya pula Allah SWT mengaruniakan kepada Rasulullah SAW, putra-putri yang baik.
Akan tetapi, kesusahan berkepanjangan membuat Khaulah binti Hakim memberanikan diri mengusulkan kepada Rasulullah SAW dengan cara yang lemah lembut dan ramah. Khaulah berkata. "Tidakkah Anda ingin menikah ya Rasulullah?"
Rasulullah SAW. menjawab dengan nada sedih. "Dengan siapa saya akan menikah setelah dengan Khadijah?"
Khaulah menjawab." Jika anda ingin, Anda bisa dengan seorang gadis dan bisa pula dengan seorang janda"
Rasulullah SAW menjawab. "Jika dengan seorang gadis, siapakah gadis tersebut?"
Kaulah menjawab, "Putri dari orang yang Anda cintai, yakni Aisyah binti Abu Bakar."