REPUBLIKA.CO.ID, Rasulullah Saw bersabda, "Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar, yang paling kuat kesaksiannya di hadapan Allah adalah Umar, yang paling diakui perasaan malunya adalah Utsman, dan yang paling menguasai faraid adalah Zaid bin Tsabit" (HR Nsa'i dan Ibnu Majah).
Dalam buku Kisah-Kisah Ajaib Para Penghafal Alquran karya Wiwi Alawiyah Wahid dan Siti Aisyah diceritakan Zaid mempunyai nama lengkap Abu Said al-Khazraji al-Anshari. Ia merupakan sahabat Anshar yang cerdas, penulis, penghafal, serta seseorang yang menguasai banyak ilmu, antara lain ilmu Alquran dan faraid. Ia juga mampu mempelajari kitab Yahudi dalam waktu singkat atas permintaan Rasulullah Saw.
Zaid termasuk orang yang pertama kali memeluk agama Islam. Ia masuk Islam ketika umurnya masih 11 tahun. Saat itu, tengah terjadi Perang Badar. Pada saat terjadi Perang Tabuk, Rasulullah Saw menyerahkan bendera Bani Malik bin an-Najjar kepada Imarah sebagai komandan perang. Namun, beliau mengambil bendera itu lagi dan menyerahkannya kepada Zaid bin Tsabit. Ketika beliau memintanya, maka Imarah bertanya, "Ya Rasulullah, apakah engkau akan menyerahkan sesuatu yang engkau berikan kepadaku?"
Beliau menjawab, "Tidak, tetapi Alquran harus didahulukan dan Zaid bin Tsabit lebih banyak menguasai bacaan Alquran daripada kamu".
Selain itu, Zaid juga dikenal sebagai sekretaris kepercayaan Rasulullah Saw dalam menerima wahyu. Jika Rasulullah Saw menerima wahyu, Zaid selalu dipanggil dan diperintah untuk menuliskannya. Zaid dipilih oleh beliau karena selain amanah, ia juga memiliki kecerdasan dan ketepatan dalam berpikir. Di situlah, Zaid kemudian memutuskan untuk menjadi penghafal Alquran. Setiap wahyu yang baru saja turun kepada Rasulullah Saw, Zaid dengan cepat menghafalkannya.
Zaid adalah sebagai penghimpun Alquran dan menguasai informasi tentang Alquran. Jasa Zaid dalam upaya kodifikasi Alquran sangat besar. Tiada yang mampu menandinginya dalam menulis kalamullah. Tulisan Zaid sangat indah. Zaid tidak pernah salah dalam menuliskan wahyu Allah Swt.