Kamis 01 Oct 2020 13:41 WIB

Puasa Ayyamul Bidh, Bentuk Kasih Sayang Rasulullah

Banyak keutamaan yang akan didapatkan umat-Nya dengan puasa Ayyamul Bidh

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Esthi Maharani
Puasa (Ilustrasi)
Foto: Dok Republika
Puasa (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Puasa Ayyamul Bidh merupakan salah satu contoh puasa sunah yang dijalankan oleh Nabi Muhammad. Ibadah puasa ini jatuh pada 13, 14, dan 15 di bulan Hijriyah, kecuali hari tasyrik pada 13 Dzulhijjah.

Kali ini, tanggal 13 Shafar jatuh pada 1 Oktober, hari Kamis. Puasa sunnah Senin-Kamis dapat digabung dengan niat puasa Ayyamul Bidh ini. Berpuasa selama tiga hari setiap bulannya ini berarti memenuhi wasiat dari Rasulullah SAW. Allah SWT dan Rasul sangat menyayangi umat Muslim dengan memberikan banyak bentuk kasih sayang, termasuk berpuasa.

Diriwayatkan oleh Bukhari Muslim, Abu Hurairah dan Abu Darda' menyebut, "Junjunganku Rasulullah SAW berpesan kepadaku akan tiga hal yang jangan sampai ditinggalkan selama hidup, yaitu berpuasa tiga hari setiap bulan, shalat Dhuha dua rakaat dan shalat witir dua rakaat sebelum tidur".

Kedua sahabat Rasulullah ini diberi pesan yang berlaku bagi seluruh umat. Dalam pesannya, Rasul seolah menyebut dengan melaksanakan tiga hal di atas, banyak keutamaan yang akan didapatkan umat-Nya.

Dalam HR Abu Daud, Rasulullah SAW menitipkan pesan kepada Abu Qatadah bin Milhan ra. Ia berkata, "Adalah Rasulullah SAW menyuruh kita berpuasa pada hari-hari putih, yaitu tanggal 13. 14 dan 15 setiap bulan."

Berikutnya, dengan menjalankan puasa Ayyamul Bidh sama artinya mengikuti kebiasaan baik yang dicontohkan Rasulullah SAW. Tidak hanya menganjurkan, Rasul juga menjalankan puasa ini sepanjang hidupnya.

Keutamaan lainnya, menjalankan puasa ini bisa dilakukan dalam perjalanan atau saat di rumah. Rasulullah SAW tak pernah meninggalkannya dalam kondisi apapun, meski sedang berpergian. Hal ini menunjukkan betapa pentingnya ibadah puasa ini sehingga Rasul tidak pernah melewatkannya.

Dalam HR Nasa'i, Ibnu Abbas ra bercerita, "Rasulullah SAW tidak pernah berbuka pada hari-hari putih, baik beliau sedang di rumah atau dalam perjalanan". 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement