REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Fadhalah bin Umair adalah seorang pemuda Quraisy yang begitu membenci Rasulullah Saw. Fadhalah merupakan anak dari salah satu kaum musyrikin yang kebenciannya membuat mata hatinya gelap dan selalu punya niatan ingin menghabisi Rasulullah.
"Rasa tidak sukanya kepada Islam membuat Fadhalah bertekad untuk membunuh Rasulullah," tulis Aan Wulandari dalam bukunya "Kisah Istimewa Asmaul Husna".
Alangkah senangnya Fadhalah ketika mendapat kesempatan untuk membunuh Rasulullah. Saat itu, dia melihat Rasulullah Saw sedang Thawaf mengelilingi Ka'bah. Fadhalah langsung membuntutinya.
Dia yakin bisa membunuh Rasulullah Saw pada kesempatan itu. Pikirnya setelah dia berhasil membunuh dia akan dielu-elukan oleh kelompoknya yang juga sama-sama membenci Rasulullah.
"Apalagi saat itu Rasulullah Saw hanya sendirian," katanya.
Namun, Allah Swt melindungi Rasulullah dengan mengutus Malaikat Jibril untuk memberitahu Rasulullah akan niat jahat Fadhalah. Tanpa melihat ke belakang, Rasulullah berkata.
"Apakah engkau Fadhalah?"
Tentu saja Fadhalah kaget bukan kepalang saat Rasulullah bertanya tanpa melihatnya. "Ya, saya Fadhalah."
"Apa yang kau rencanakan dalam hatimu?"
Fadhalah makin merasa heran, Rasulullah mengetahui niat jahatnya. Dia pun berbohong. "Tidak ada saya sedang berzikir."
Mendengar itu, Rasulullah berkata: "Minta ampunan kepada Allah!"
Lalu Beliau meletakkan tangannya di dada Fadhalah. Jantung Fadhalah yang tadi berdebar tak karuan seketika itu menjadi tenang.
"Demi Allah, sejak dia mengangkat tangannya di dadaku, tidak ada seorangpun yang aku cintai melebihi dia," ucapan Fadhalah.
Sejak itu, Fadhalah yang semula sangat membenci Rasulullah Saw menjadi orang yang sangat mencintainya. Fadhalah yakin, beliau benar-benar utusan Allah.
"Dari siapa beliau mengetahui isi hatinya kalau bukan dari Allah yang Maha Mengetahui segala yang tersembunyi."
Kisah ini dikaitkan dengan Al Alim Maha Mengetahui. Dalam surah al-Anfal ayat 75 Allah berfirman.
"Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu."
Makna dari surah ini, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu baik yang tampak ataupun tersembunyi. Dia mengetahui apa yang ada dalam hati manusia, yang belum terucapkan.
"Hikmah senangnya menjadi orang yang banyak mengetahui segala hal. Tentunya, semua ini dicapai dengan belajar," katanya.