REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Semasa hidupnya saat menyebarkan agama Islam, Nabi Muhammad SAW dikelilingi banyak sahabat tangguh. Mereka masih-masing memiliki kelebihan yang kelebihannya itu digunakan untuk membantu Rasulullah berdakwah.
Salah satu di antaranya Al-Barra bin Malik adalah sahabat Anshar. Dikisahkan Aan Wulandari dalam bukunya "Kisah Istimewa Asmaul Husna", Al Barra memiliki perawakan kurus. Begitu kurusnya sahabat mulia ini, tulangnya hanya berbalut daging tipis, badanya berdebu dengan rambut kusut.
"Namun di balik semua itu dia adalah laki-laki pemberani, bernyali besar dan bertekad baja dalam membela agama Allah," katanya.
Ketika kaum Muslimin memerangi nabi palsu, namanya Musailimah Al-Kadzab, Al-Bara maju dengan gagah berani menentangnya. Dia menerjang barisan musuh sambil mengayunkan pedangnya dengan cekatan menebas leher pengikuti Musailimah.
Atas ketangkasan Al-Barra dan pasukan Muslim, pasukan Musailimah terguncang dan terpukul mundur hingga masuk dalam benteng pertahanan yang tinggi. Mereka menutup pintu lalu menghujani kaum muslimin dengan anak panah dari dalam benteng.
Pasukan Muslimin tak bisa berbuat apa-apa selain menghindar. Ketika Al-Bara kembali menunjukkan keberaniannya demi menaklukan musuh-musuh Allah. Dengan lantang ia berkata.
"Wahai kaum Muslimin,letakan aku di sebuah tameng, angkatlah tameng itu di ujung tombak, lalu lemparkan aku ke dalam benteng, dekat dengan pintu gerbangnya. Kalau aku tidak gugur, akan kubuka pintu untuk kalian." Pinta Al-Bara
Perintah Al-Barra menjadi motivasi pasukan Muslim. "Masya Allah perkataan yang luar biasa dari seorang yang merindukan Syahid," katanya.
Al Barra pun didudukkan di sebuah tameng, lalu diangkat dan di lempar masuk ke benteng. Lemparan berhasil Al-Barra terjatuh dalam gerbang."
"Pasukan Musailjmah langsung menyerang Al-Barra," katanya.
Meski dikepung, atas pertolongan Allah, Al-Barra mampu melawan mereka sendiri, sambil terus berjalan ke arah gerbang. Dengan penuh perjuangan, gerbang berhasil dibuka, kaum Muslimin pun langsung menyerbu masuk dan memerangi pasukan Musailamah.
"Hingga mendapat kemenangan dengan terbunuhnya Musailimah," katanya
Aan Wulandari mengisahkan, banyak korban berjatuhan, baik dari pihak Musailamah maupun kaum Muslimin. Benteng ini pun disebut benteng kematian. Al-Barra dikenal sebagai pembuka benteng kematian.
Ada 80 lebih luka di tubuh Al-Barra saat berjuang membuka gerbang. Luka itu berupa tusukan pedang, anak panah atau tebasan pedang. Khalid bin Walid ikut merawat luka Al Barra setelah sebulan Allah menyembuhkan sakit Al-Barra.
Kisah ini dikaitkan dengan Asmaul Husna Al Fattaah yang artinya Maha Pembuka. Dalam surah Saba ayat 26 Allah berfirman.
"Dan Dia yang Maha Pemberi Keputusan lagi Maha Mengetahui. "
Makna dari surah ini Allah Maha pembuka segalanya. Dia membuka pintu hati yang tertutup dengan cahaya kebenaran. Dia membuka pintu rezeki untuk hambanya. Dia yang membuka kebodohan manusia dengan ilmu pengetahuan.
"Hikmah dari kisah ini. Bukalah hati dan pikiran agar bisa menerima kebenaran. Jangan kita menutup mata terhadap pendapat orang lain," katanya.