Rabu 30 Sep 2020 05:30 WIB

Mimpi Rasulullah tentang Pelayaran Umm Haram

Umm Haram binti Milhan adalah bibi Rasulullah dari hubungan persusuan.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Ani Nursalikah
Mimpi Rasulullah tentang Pelayaran Umm Haram. Ilustrasi Muslimah
Foto: Mgrol120
Mimpi Rasulullah tentang Pelayaran Umm Haram. Ilustrasi Muslimah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Umm Haram binti Milhan adalah bibi Rasulullah dari hubungan persusuan. Dalam riwayat lain dikatakan Umm Haram adalah kerabat ibunda Rasulullah yagn setara dengan bibi dari jalur ibu (khalah).

Rasulullah sering menyambangi Umm Haram, bahkan beristirahat di rumah bibinya itu. Pada satu waktu, saat Rasululah sedang beristirahat di rumah Umm Haram, Rasulullah terjaga dari tidurnya dan kemudian tersenyum. Melihat Rasulullah terjaga, Umm Haram pun bertanya kepada Rasulullah tentang apa yang membuatnya tersenyum. 

Baca Juga

Rasulullah pun menjelaskan dalam mimpinya itu Rasulullah melihat beberapa umatnya sedang melakukan perjalanan mengarungi laut hijau bagaikan para raja di atas singga sana. Umm Haram pun lantas memohon kepada Rasulullah agar mendoakannya menjadi salah satu diantara orang-orang yang ada dalam mimpi Rasulullah itu. 

Dikutip dari buku Cahaya Abadi Muhammad SAW, Kebanggaan Umat Manusia, Rasulullah pun berdoa untuk Umm Haram dan kembali tidur. Ternyata Rasulullah kembali bermimpi seperti mimpinya yang petama. Rasulullah pun kembali terjaga. Umm Haram kembali menanyakan tentang hal yang membuat Rasulullah kembali terjaga. Rasul pun menjelaskan seperti pada mimpinya yang pertama. 

Umm Haram pun untuk kedua kalinya meminta Rasulullah agar mendoakannya termasuk diantara orang-orang yang berada dalam mimpi Rasulullah itu. Rasulullah pun menjawab bahwa Umm Haram termasuk orang yang yang pertama dalam mimpi Rasulullah yang melakukan perjalanan mengarungi lautan. 

Mimpi Rasulullah pun terbukti. Umm Haram ikut berlayar bersama Ubadah bin Shamit yang tak lain adalah suaminya. Kepergiananya berlayar untuk berperang dalam peperangan pasukan muslim pertama yang menyeberangi laut. Saat itu, pasukan Muslim dimpimpin oleh Muawiyah menuju siprus. 

Setelah perang usai, rombongan pasukan Muslim termasuk Umm Haram melakukan perjalanan darat dan singgah di Syam. Di tempat itu, Umm Haram dimint naik ke punggung hewan tunggangan. Tetapi hewan tunggangan itu mendadak meronta sehingga membuat tubuh Umm Haram terbanting ke tanah. Setelah terjatuh itu, Umm Haram pun wafat. Sampai saat ini pusara Umm Haram dan suaminya di Siprus masih terus dikunjungi orang. 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement