REPUBLIKA.CO.ID, Ali ibn Abi Thalib pernah mengatakan, "Jangan memaksakan tradisi Anda sendiri kepada anak-anak Anda, karena mereka hidup di era yang berbeda dengan Anda,"
Anak-anak muda yang beranjak dewasa akan mulai mencari jati diri dan identitas mereka melalui keluarga dan komunitasnya. Seringkali mereka juga terjebak dan tarik menarik dengan aturan orangtua mereka yang kadang tidak selalu cocok diterapkan di era masyarakat modern saat ini.
Termasuk juga dalam mencari identitas agama mereka, ini seperti dua sisi mata uang. Pertama, dengan teknologi, mereka bisa mendapatkan banyak informasi hanya menggunakan ujung jari. Dengan mengklik tombol, informasi apa pun ada di layar mereka.
Melalui layar itu anak-anak muda dapat menggali pengetahuan begitu banyak. Semua pertanyaan dan jawaban mereka dapat belajar semuanya, termasuk mengetuhi hal-hal yang tidak dapat dijawab oleh orang tua mereka.
Mereka mencerminkan generasi yang dapat melakukan lebih banyak hal, mencapai lebih banyak hal, daripada generasi orang tua mereka. Itu adalah aspek yang benar-benar menarik dari generasi sekarang. Mereka bisa menjadi pemecah masalah, pemikir, penemu, dan banyak lagi.
Namun, dengan semua informasi itu muncul masalah serius apabila tidak pandai memilah-milahnya informasi. Tanpa memiliki dasar ilmu pengetahuan Islam yang tepat, ini bisa sangat beresiko karena beberapa informasi ada yang berusaha menyesatkan Islam.
Seperti halnya istilah fundamentalisme, ekstremisme, dan radikalisme. Semua ini termasuk dalam istilah Islamofobia yang sering dialami oleh banyak Muslim, baik tua maupun muda.
Mereka juga kerap harus menghadapi berbagai pertanyaan dari rekan-rekannya maupun dari orang lain. Ini akan sulit dilakukan jika tidak ada basis pengetahuan yang kuat yang bisa menjadi rujukan mereka.
"Terus-menerus merasa harus membela agama tidak diragukan lagi melelahkan. Ditambah dengan kurangnya pengetahuan yang komprehensif tentang hal-hal ini, membuat kaum muda Muslim mempertanyakan aspek keimanan mereka."
Untuk beberapa hal, itu membuat mereka ingin mengetahui jawaban-jawabannya. Hal ini akan berbahaya, karena bisa menjauhkan mereka dari iman, keluarga dan komunitas mereka.
Dilansir dari About Islam pada Senin (28/9), agar para remaja ini memiliki modal untuk menghadapi tantangan di era modern ini, dukungan orang tua adalah kuncinya. Dimulai dari masa kanak-kanak, dididik dengan kebiasaan baik, disiplin, moral dan nilai.
Selain itu, mereka juga harus menguasi tentang sejarah Islam yang kaya dari para pemikir, filsuf, dan penemu yang sudah terkenal hingga yang tidak begitu terkenal. Dasar-dasar pengetahui ini akan mendorong mereka menemukan jalan keluar dari segala pertanyaan yang akan ditemui.
Penting juga diingatkan bahwa kelak di hari kiamat, apa yang dilakukan semasa hidupnya akan dipertanyakan dan diminta tanggungjawab untuk apa masa mudanya dihabiskan.
"Ada dua hal yang orang tidak menyadari kehebatannya sampai mereka kehilangannya, masa muda dan kesehatan yang baik," Ali ibn Abi Thalib.