REPUBLIKA.CO.ID,
عَنْ أَبِي هُرَيرَةَ قالَ: قالَ رَسُولُ الله صلى الله عليه وسلم: "يُوشِكُ الفُرَاتُ يَحْسِرُ عن كَنْزِ مِنْ ذّهَبِ، فَمَنْ حَضَرَهُ فَلاَ يَأْخُذْ مِنْهُ شَيْئاً"
Artinya, “Hampir terbuka al-furat dengan (beirisi) simpanan emas. Siapa yang mendatanginya jangan sekali-kali mengambilnya.” (HR At-Tirmidzi)
Pada redaksi lain terdapat hadits berbunyi:
لَا تَقُومُ السَّاعَةُ حَتَّى يَحْسِرَ الْفُرَاتُ عَنْ جَبَلٍ مِنْ ذَهَبٍ، يَقْتَتِلُ النَّاسُ عَلَيْهِ، فَيُقْتَلُ مِنْ كُلِّ مِائَةٍ، تِسْعَةٌ وَتِسْعُونَ، وَيَقُولُ كُلُّ رَجُلٍ مِنْهُمْ: لَعَلِّي أَكُونُ أَنَا الَّذِي أَنْجُو
Artinya, “Kiamat tidak akan terjadi sampai al-furat mengering sehingga muncullah gunung emas. Manusia pun saling bunuh untuk memperebutkannya. Dari setiap seratus orang (yang memperebutkannya), terbunuhlah sembilan puluh sembilan orang. Setiap orang dari mereka mengatakan,‘Mudah-mudahan aku-lah orang yang selamat.” (HR Muslim).
Dalam hadits tersebut dijelaskan tentang sebuah peristiwa yang terjadi di Sungai Eufrat pada satu masa yang akan membuat geger manusia. Diketahui sejumlah peristiwa besar pernah terjadi di sungai terpanjang di Asia Barat itu.
Di dekat Sungai Eufrat terjadi peristiwa pembantaian keturunan Rasulullah. Hingga saat ini peperangan dan tragedi terus berlangsung di daerah-daerah sepanjang Eufrat. Jika membuka lembaran sejarah ke belakang, perang antara Irak dan Iran pun terjadi di dekat Sungai Eufrat.
Peristiwa itu tentu tak dapat menjadi bukti yang menjelaskan hadits di atas. Sebab dalam hadits itu menunjukan sebuah kejadian di masa depan yang asal terjadi di Sungai Eufrat.
Cendekiawan Muslim asal Turki, Muhammad Fethullah Gulen menjelaskan bahwa hadits tersebut menggunakan kalimat metafora. Dimana terdapat kemungkinan-kemungkinan yang membuktikan wilayah itu akan menjadi sangat nyata.
Fethullah mencontohkan misalnya pada suatu saat air Sungai Eufrat akan menjadi sangat mahal hingga nilainya menyamai harga emas. Atau kemungkinan suatu saat nilai sumber daya yang dihasilkan sungai Eufrat setelah dieksplorasi akan menyamai nilai emas.
"Atau mungkin pula yang terjadi adalah di suatu saat nanti di Sungai Eufrat akan ditemukan sumur minyak atau tambang emas. Tapi satu yang pasti, yaitu bahwa penyebutan Sungai Eufrat oleh Rasulullah ini sebenarnya menunjuk bahaya yang terkandung pada potensinya sehingga menyerupai bom waktu yang mengancam dunia Islam, karena Rasulullah bersabda di ujung hadits; siapa saja yang mengalaminya, maka jangan mengambil sedikit pun darinya," jelas Fethullah dalam bukunya yang diterjemahkan berjudul Cahaya Abadi Muhammad SAW Kebanggaan Umat Manusia.
Menurut Fethullah Gulen semua yang dijelaskan memang belum terjadi hingga saat ini, karena semuanya merupakan prediksi masa depan. Kendati demikian ketika menjadi kenyataan, manusia akan mengetahui kebenaran hadits Rasulullah tersebut. Umat manusia akan bersaksi atas kebenaran sabda Rasulullah dan kaum Muslim akan merasakan energi baru dalam keimanan.