REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Islam merupakan agama yang mengajarkan keutamaan menebar kasih sayang. Nabi Muhammad SAW dalam banyak hadis menganjurkan umatnya untuk memiliki hati yang penuh kasih sayang.
Beliau shalallahu 'alaihi wasallam berperan besar dalam menyingkirkan fenomena kekerasan yang sebelumnya melekat pada masyarakat Arab era jahiliah. Dengan datangnya Islam, keberingasan jahiliah pun tergantikan dengan kasih dan kelembutan hati, sebagaimana yang dicontohkan Rasulullah SAW.
Bagi orang-orang Arab pra-Islam, sifat lemah lembut selalu identik dengan ketidakberdayaan. Alhasil, seorang penguasa tak sepatutnya memiliki karakteristik itu.
Anggapan itulah yang dibantah Nabi SAW, baik melalui perkataan maupun terutama suri teladan yang beliau tunjukkan.
Al-Aqra` ibn Habis at-Tamimin suatu hari melihat Nabi SAW mencium kedua cucunya, Hasan dan Husain. Al-Aqra' sempat heran sehingga bercerita kepada Rasulullah SAW, "Aku adalah orang yang punya 10 anak, tetapi tidak pernah kucium satu pun di antara mereka."
Rasulullah SAW kemudian menjawab, "Sesungguhnya orang yang tidak punya kasih sayang tidak akan dirahmati (Allah SWT)" (HR Ahmad dan lain-lain).
Alasan Al-Aqra`curhat tidak lain karena dirinya melihat bahwa kelembutan dan kasih sayang hanya tumbuh dari sifat tak berdaya dan kehinaan. Karena itu, ia heran melihat Rasulullah SAW mencium cucu-cucunya.
Dari sabda Nabi SAW itu, Al-Aqra' pun menyadari, kasih sayang bukanlah kekurangan. Justru, kasih sayang mampu menjadi metode ampuh dalam berdakwah dan menyelesaikan permasalahan.
Nabi SAW bersabda, "Kelembutan yang ada dalam segala sesuatu akan menyeimbangkannya, dan kekerasan dalam segala sesuatu akan memperburuknya." (HR Muslim dan lain-lain).
Allah SWT juga menerangkan hubungan antara kelemahlembutan dengan dakwah agama ini. Dengan kelembutan itulah, dakwah Nabi SAW dalam menyiarkan Islam berhasil.
Firman Allah SWT: "Maka disebabkan rahmat dari Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya kamu bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka menjauhkan diri dari sekelilingmu." [QS Ali Imran (03): 159].