REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Dalam hal bertetangga, Rasulullah Muhammad SAW adalah contoh terbaik.
Nabi tidak hanya berbuat baik kepada tetangganya yang Muslim, tapi juga kepada tetangannya yang non-Muslim. Karena itu, beliau juga diperlakukan dengan baik oleh tetangganya, termasuk dari kaum Yahudi.
Dalam buku Manusia Yang Tidak Seperti Manusia, Ustadz Ahmad Zarkasih menjelaskan, dalam riwayat Imam Ahmad bin Hanbal dalam Musnad-nya, dari sahabat Anas bin Malik, beliau menceritakan bahwa Nabi SAW pernah diundang orang Yahudi untuk makan, dan Nabi SAW memenuhi undangan tersebut. Dari Anas bin Malik RA, di berkata:
أن يهودياً دعا النبي صلى الله عليه وسلم إلى خبز شعير وإهالة سنخة فأجابه
“Seorang yahudi mengundang Nabi SAW untuk bersantap roti gandum dengan acara hangat, dan Nabi SAW pun memenuhi undangan tersebut.” (HR Imam Ahmad)
Menurut Ustadz Zarkasih, itu adalah salah satu bukti bahwa Nabi Saw adalah tetangga yang baik bagi tetangga yang lainnya. Sampai-sampai, orang non-Muslim yang tidak sepaham dengan agama Nabi saja mau mengundang untuk makan di rumahnya.
Menurut dia, undangan makan tersebut tidak mungkin terjadi jika Nabi Saw memperlakukan tetangganya dengan buruk, kurang bergaul, dan tidak menyapa. Undangan tersebut, menurut dia, memperlihatkan bahwa Nabi SAW itu orang yang baik kepada semuanya, termasuk non-Muslim.
“Nabi SAW sama sekali tidak antikepada non-Muslim apalagi memusuhinya. Bukankah Nabi SAW itu diutus untuk kebaikan semua makhluk?,” kata Ustadz Zarkasih, dikutip dari buku Manusia Yang Tidak Seperti Manusia, Selasa (8/9).