REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Sholat dhuha merupakan salah satu sunnah yang utama menyambut waktu pagi. Berapakah jumlah rakaat sholat Dhuha?
Dalam melaksanakan sholat Dhuha, Rasulullah SAW biasa melaksanakannya dengan empat rakaat. Namun, Rasulullah juga menambah berapa pun rakaat sholat Dhuha sesuai dengan kehendak Allah SWT.
عن عائشةَ رَضِيَ اللهُ عنها، قالت: كان رسولُ الله صلَّى اللهُ عليه وسلَّم يُصلِّي الضحى أربعًا، ويَزيد ما شاءَ الله
“Dari Aisyah RA, dia berkata bahwa Rasulullah SAW biasa sholat dhuha empat rakaat. Dan beliau menambah berapa pun yang dikendaki Allah SWT.” (HR Muslim).
Seperti dikutip dari buku “165 Kebiasaan Nabi”, hadits di atas telah jelas menyebutkan bahwa Nabi biasa megerjakan sholat dhuha empat rakaat setiap harinya. Demikian yang dikatakan Imam Al-Ghazali dalam kitabnya, Ihya’ Ulumuddin.
Terkadang Nabi juga sholat lebih dari empat rakaat, enam rakaat, dan delapan rakaat. Namun, bukan berarti tidak boleh sholat dhuha dua rakaat. Karena, jumlah minimal rakaat sholat dhuha adalah dua rakaat.
Seperti dijelaskan dalam buku “33 Macam Jenis Sholat Sunnah” terbitan Rumah Fikih Indonesia, para ulama sepakat bahwa jumlah minimal rakaat sholat Dhuha adalah dua rakaat. Namun para ulama berbeda pendapat dalam menentukan jumlah maksimal rakaat sholat Dhuha.
Mayoritas ulama khususnya dalam Mazhab Syafii berpendapat bahwa maksimal rakaat sholat Dhuha adalah delapan rakaat. Sebagian ulama seperti Imam Ar-Rafi’iy (w 623 H) dan Imam Ar-Ruyani (w 502 H) mengatakan maksimal 12 rakaat. Imam An-Nawawi (w 676 H) seorang ulama besar Mazhab Syafii menyebutkan sebagai berikut:
“Sholat dhuha minimal dua rakaat, paling banyak adalah delapan rakaat. Ini adalah pendapat mushannif dan mayoritas ulama. Imam Ar-Rafi’iy dan Imam Ar-Ruyani mengatakan paling banyak 12 rakaat. Dalil yang dipakai mayoritas ulama adalah hadits yang diriwayatkan Imam Abu Dawud, yang artinya:
عن أم هانئ رضي الله عنها: أنها رأت النبي ﷺ يومَ الفتحِ صلَّى سُبحةَ الضُّحى ثمانيَ ركعاتٍ يسلِّمُ من كلِّ ركعتينِ
Dari Ummu Haani’ RA beliau berkata, “Sesungguhnya Nabi SA pada saat pembebasan kota Makkah melakukan sholat Dhuha delapan rakaat, dan beliau salam setiap dua rakaat.” (HR Abu Dawud)
Adapun dalil yang dipakai Imam ar-Rafi’iy (w 623 H) dan Imam Ar-Ruyani (w 502 H) adalah hadits yang diriwayatkan Imam Al-Baihaqi dari Abu Dzar RA beliau berkata: Nabi SAW bersabda:
إن صليّت الضّحى ركعتين لم تُكتب من الغافلين، وإن صلّيتها أربعاً كُتِبتَ من المُحسنين، وإن صلّيتها ستّاً كُتِبتَ من القانتين، وإن صلّيتها ثمانياً كُتبتَ من الفائزين، وإن صلّيتها عشراً لم يُكتب عليك ذلك اليوم ذنب، وإن صلّيتها اثنتي عشرة ركعة بَنى الله لك بيتاً في الجنّة
“Jika kamu sholat Dhuha dua rakaat maka tidak akan dicatat sebagai orang yang lalai, jika kamu sholat empat rakaat maka akan dicatat sebagai muhsinin, jika kamu sholat enam rakaat maka dicatat sebagai orang yang sering berdiri sholat, jika kamu sholat delapan rakaat maka dicatat sebagai orang yang sukses/beruntung, jika kamu sholat 10 rakaat maka dosamu tidak akan dicatat di hari itu, jika kamu sholat 12 rakaat maka Allah akan bangunkan rumah di surga bagimu”. (HR al-Baihaqi dan beliau men-dhaif-kannya).”
Imam An-Nawawi (w 676 H) mengatakan bahwa yang paling afdhal jika ingin mengerjakan sholat Dhuha dengan jumlah rakaat sedikit adalah empat rakaat. Walaupun sebenarnya boleh hanya dua rakaat. Namun lebih utama empat rakaat.
Namun, umat Islam yang ingin mengamalkannya sebenarnya tidak perlu meributkan delapan atau 12 rakaat, karena yang terpenting mengerjakan sholat dhuha tersebut. Cara mengerjakannya sendiri sama dengan sholat sunnah lainnya, yaitu setiap dua rakaat mengakhirinya dengan salam.