Ahad 06 Sep 2020 04:55 WIB

Rubayyi binti Mu'awwidz, Wanita Lihai Kisahkan Sifat Nabi

Sepanjang hidupnya Rubayyi banyak meriwayatkan hadits. 

Rep: Ali Yusuf/ Red: Ani Nursalikah
Rubayyi binti Muawwidz, Wanita Lihai Kisahkan Sifat Nabi. Ilustrasi
Foto:

Rubayyi juga telah meriwayatkan tentang sifat wudhu Rasulullah SAW, sebagaimana yang dikeluarkan Abu Dawud di dalam Sunannya. Rubayyi berkata, "Adalah Rasulullah SAW, mendatangi kami dan berbincang-bincang dengan kami. Beliau bersabda. "Tuangkanlah air agar aku berwudhu dengannya. Kemudian, beliau mencuci kedua telapak tangan tiga kali... (Al-Ishabah dalam Ramyizish Shababa VIII/80).

Rubayyi juga pernah berkata. "Suatu ketika, Rasulullah SAW, mendatangiku tatkala aku menjadi pengantin. Beliau masuk ke dalam rumahku, sementara beberapa wanita yang masih kecil menabuh rebana dan menyanjung orang tua mereka yang telah syahid dalam perang Badar. Tatkala ada mereka yang bersenandung, ketika itu Rasulullah ada di tengah-tengah kami, beliau seakan mengetahui apa yang akan terjadi besok, maka Rasulullah SAW bersabda. 

"Biarkan ia dan ucapkanlah apa yang telah diucapkan tadi," (HR. Abu Dawud).

Rubayyi menikah dengan Iyas bin Bakir dari Bani Laits. Ia lalu dikarunia seorang anak bernama Muhammad Iyas. Namun, pernikahan keduanya tidak lama.

Ketika itu di antara keduanya saling berbicara. Rubayyi menyampaikan isi hatinya kepada suaminya dan mengatakan dia tidak bisa lagi melanjutkan pernikahan bersama Bakir.

"Engkau memiliki seluruh apa yang aku miliki, maka caraikanlah aku," katanya.

Iyas menjawab, "Sudah aku cerai kamu".

Setelah itu, Rubayyi mengembalikan seluruh barang yang telah diberikan mantan suaminya itu, seperti pakai dan perhiasan, termasuk baju besi. Namun, ia menggugat hal itu di hadapan Utsman, ia berkata. " Itu adalah termasuk syara, maka aku kembalikan barang tersebut kepadanya (Bakir).

Mengenai peran serta Rubayyi dalam berjihad tidak diragukan lagi, ia adalah wanita yang selalu ikut perang bersama Rasulullah SAW. Rubayyi sangat aktif di depan dana belakang layar medan perang.

Dia juga menyempatkan menyiapkan apa yang menjadi kebutuhan muslimin dalam hal logistik, seperti makanan. Ia juga sering merawat para mujahid yang terluka saat perang.

Rubayyi melengkapi kepahlawanan para pasukan dengan memberikan motivasi, bekal, dan lain-lain. Apabila telah mencukupi urusan para mujahid, ia naik ke atas kudanya lalu menyerang musuh-mush Allah SWT dengan anak panah yang mengenai leher musuh. Rubayyi wafat pada kekhalifahan Mu'awiyah tahun 45 Hijriyah setelah mengukir sejarah hidupnya sebagai teladan bagi wanita Muslimah dalam hal berbuat baik, bertakwa, berilmu, dan berjihad di jalan Allah. 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement