REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Nama lengkapnya adalah Shafiyah binti Abdul Muthalib bin Hasyim. Ia berasal dari keturunan bani Hasyim yang bermargakan Quraish dan ia masuk Islam sebelum Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah, sehingga ia merupakan salah satu sahabat Nabi yang ikut serta melakukan hijrah menuju Madinah.
Ia terlibat pula dalam Perang Uhud. Ia sempat berkata lantang pada saat perang itu. "Kalian semua (orang-orang kafir) akan dihancurkan Rasulullah."
Nabi Muhammad SAW dalam perang itu pernah meminta Shafiyah untuk menemani anaknya sendiri (Zubair bin Awwam) pulang. Ia memenuhi permintaan Rasulullah SAW dan tak tahu menahu lagi apa yang bakal terjadi pada saudara laki-lakinya (Hamzah).
Akhirnya, seperti dikisahkan Syekh Muhammad Sa'id Mursi dalam bukunya "Tokoh-tokoh Islam Sepanjang Sejarah" itu, Shafiyah juga mengetahui apa yang menimpa pada diri Hamzah.
Ia tidak kuat menahan sedih, namun dia tetap sabar untuk menerima kenyataan bahwa sodaranya Hamzah pergi untuk selama-lamanya. Shafiyah ikut pula mensholati jenazah Hamzah serta memintakan ampunan untuknya kepada Allah SWT.
Ketika Perang Ahzab berkecamuk, Nabi membuat benteng perlindungan khusus bagi wanita dan anak-anak di saat ia keluar menuju arena perang. Shafiyah, pada saat itu juga termasuk wanita yang diharuskan berada dalam benteng perlindungan tersebut sebagai pengawas wanita. Saat Shafiyah masih berada dalam benteng itu, ia melihat seorang Yahudi dan Bani Quraidhah tengah mondar-mandir disekitar benteng.
Ketika itu tidak ada seorang pun yang dapat melindungi kaum wanita dan anak-anak dalam benteng tersebut. Semua laki-laki Muslim telah berangkat menuju perang. Shafiyah yang melihat seorang Yahudi tersebut langsung melapor ke Hasan, dan berkata kepadanya.
"Bahwasanya seorang Yahudi telah mondar-mandir disekitar tempat perlindungan kita. Aku sangat khawatir jika Yahudi itu bertujuan melihat aurat dan rahasia-rahasia kita, maka lekas bunuhlah Yahudi itu," katanya.
Mendengar perkataan itu, berkatalah Hasan "Allah akan mengampuni dosa-dosamu dan aku akan senantiasa menemanimu untuk membunuh Yahudi itu," katanya.
Setelah itu, Shafiyah bergegas mengambil sebuah tongkat dan keluar dari tempat perlindungan tersebut. Ia bergegas memburu Yahudi itu.
Setelah menemukannya, ia langsung memukul Yahudi itu dengan tongkat sampai mati. Kemudian ia kembali ketempat perlindungan semula seraya berkata.
"Ya Hasan, bergegaslah untuk mengambil barang-barang rampasan dari Yahudi itu, sebab itu hanya bisa dilakukan seorang laki-laki," katanya.
Karena kejadian itulah, Shafiyah dianggap sebagai wanita pertama yang telah berhasil membunuh orang-orang kafir. Sebab, Yahudi itu telah mengingkari perjanjian dengan Rasulullah SAW.
Selain pemberani, Shafiyah juga pandai bersya'ir. Pada saat Rasulullah wafat Ia melantunkan syair di untuk mengenang kebaikan Rasulullah.
"Engkau merupakan seorang yang sangat penyayang, tenang, dan pemberitahu. Sambutlah hari barumu dimana kita semua akan menangis untukmu."
Ia pernah diberikan hadiah oleh Umar sebesar 6.000 dirham atas jasa-jasa dalam mengobarkan semangat melawan musuh-musuh Allah SWT. Ia meninggal dunia pada tahun 20 Hijriyah.