REPUBLIKA.CO.ID, Ketika Alquran diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang merupakan anak yatim-piatu, kaum kafir Quraisy menyentil Rasulullah dengan sindiran keras. Karena Alquran itu hebat, orang kafir Quraisy berharap, Alquran itu diturunkan kepada salah seorang dari orang-orang hebat yang ada di dua negeri.
وَقَالُوا لَوْلَا نُزِّلَ هَٰذَا الْقُرْآنُ عَلَىٰ رَجُلٍ مِنَ الْقَرْيَتَيْنِ عَظِيمٍ
''Dan mereka berkata, ''Mengapa Alquran ini tidak diturunkan kepada seorang besar dari salah satu dua negeri?'' (QS Az-Zukhruf [43]: 31).
Ungkapan tersebut merupakan pengingkaran orang-orang kafir Quraisy terhadap wahyu dan kenabian Rasulullah SAW. Sebab, menurut mereka, seseorang yang diutus menjadi nabi dan rasul itu, haruslah berasal dari orang yang kaya raya dan memiliki pengaruh di masyarakat.
Di manakah letak dua negeri yang dimaksudkan dalam ayat tersebut? Berdasarkan keterangan Jalaluddin As-Suyuthi dalam kitabnya Lubaab an-Nuqul fi Asbab an-Nuzul, yang menjadi sebab turunnya ayat tersebut di atas (QS Az-Zukhruf [43]: 31), adalah penjelasan tentang kenabian dan kerasulan Muhammad SAW. Namun, orang kafir Quraisy mengingkarinya.
Orang-orang Quraisy mengecam Rasul SAW dengan sebutan orang miskin, anak yatim piatu, dan tidak punya apa-apa. Lalu mereka mengusulkan agar Alquran diturunkan kepada seorang pemimpin yang agung, besar, kaya, dan kuat.
Dalam sebuah riwayat dikemukakan bahwa al-Walid bin Mughirah berkata, ''Sekiranya apa yang dikatakan Muhamamd itu benar (bahwa Alquran dari Allah), pasti Alquran ini diturunkan kepadaku atau kepada Mas'ud ats-Tsaqafi.''
Merujuk pada sejumlah riwayat dan Asbab an-Nuzul di atas, banyak ulama yang meyakini, kedua negeri yang disebutkan dalam ayat tersebut adalah Makkah dan Thaif. Hal yang sama juga dikatakan Syauqi Abu Khalil dalam bukunya Atlas Alquran.
Para ahli tafsir menyebutkan, yang dimaksud salah satu dari orang yang agung di antara dua negeri itu adalah al-Walid bin Mughirah di Makkah, dan Urwah bin Mas'ud ats-Tsaqafi di Thaif.
Sebab, keduanya adalah orang-orang yang kaya dan memiliki pengaruh besar di kedua kota tersebut. Al-Walid bin Mughirah bin Abdillah bin Amr bin Makhzum (530-622 M), adalah seorang yang terhormat dan mendapat julukan sebagai parfum Quraisy dan jagoan.
Sebab, dia dianggap sebanding dengan keseluruhan orang-orang Quraisy. Konon, bila orang-orang Quraisy bermaksud menutupi Ka'bah dengan kain, maka hal itu bisa dilakukan sendiri oleh al-Walid.
Sedangkan Urwan bin Mas'ud bin Mu'attib ats-Tsaqafi merupakan pembesar kaumnya di Thaif. Namun, pada akhirnya dia masuk Islam sekaligus mengajak seluruh kaumnya memeluk agama yang dibawa Rasulullah SAW ini, hingga salah seorang dari kafir Quraisy memanahnya hingga ia menjadi syuhada pada tahun 9 H/630 M.