REPUBLIKA.CO.ID, Dalam perjuangan dakwah, pengkhianatan atas komitmen perjuangan bukan hal mustahil. Namun, Rasulullah SAW mengajarkan bahwa sepedih apa pun rasa sakit, sebesar apa pun marah, tak boleh kesumat menyertai setiap putusan. Tidak boleh membalas segala sesuatu melebihi kadarnya, bahkan akan lebih baik bila dimaafkan.
Yakinilah, tipu muslihat tak pernah menang karena Allah Yang Mahaadil berjanji akan memberikan kehinaan bagi pelakunya, kemuliaan bagi mereka yang dicurangi. Dalam Alquran surat ash-Shaaffat ayat 89, Allah SWT berfirman:
فَأَرَادُوا بِهِ كَيْدًا فَجَعَلْنَاهُمُ الْأَسْفَلِينَ "Mereka hendak melakukan tipu muslihat kepadanya, maka Kami jadikan mereka orang-orang yang hina."
في شهر صفر من السنة الرابعة من الهجرة أرسلت قبيلتان من القبائل العربية المجاورة للمدينة المنورة ـ عضل والقارة ـ وافدهم إلى النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ وقالوا: يا رسول الله إن فينا إسلاما فابعث معنا نفراً من أصحابك يفقهوننا في الدين ويقرئوننا القرآن ويعلموننا شرائع الإسلام، ولما كان النبي ـ صلى الله عليه وسلم ـ حريصاً على نشر الإِسلام وإظهاره استجابة لأمر الله ـ عز وجل ـ:{ يَا أَيُّهَا الرَّسُولُ بَلِّغْ مَا أُنْزِلَ إِلَيْكَ مِنْ رَبِّكَ }(المائدة من الآية: 67 )، فقد استجاب لهم وبعث لهم عشرة من أصحابه ـ وقيل سبعة ـ وكان منهم: خبيب بن عدي، مرثد بن أبي مرثد، خالد بن أبي البكير، معتب بن عبيد، عاصم بن ثابت، زيد بن الدثنة، وعبد الله بن طارق .. فلما وصلوا إلى مكان يُسمى الرجيع بين عسفان ومكة، أغار عليهم بنو لحيان (من هذيل) وهم قريب من مائتي مقاتل، فأحاطوا بهم، وقتلوا بعضهم وأسروا البعض الآخر، وقد عرفت هذه الحادثة المفجعة بالرجيع
Peristiwa ini terjadi pada tahun keempat hijrah. Utusan dari suku 'Udhdhal dan Qarah datang menemui Rasulullah SAW mengabarkan tentang berkembangnya Islam di daerah mereka dan membutuhkan guru. Diutuslah enam orang sahabat, yaitu Martsad bin Abi Martsad, Khalid bin al-Bakir, 'Ashim bin Tsabit, Khubaib bin 'Adi, Zaid bin al-Datsanah, dan Abdullah bin Thariq.
Tiba di daerah antara Asfan dan Makkah, kawasan dari bani Lihyan, ternyata hampir 100 pemanah dari bani Lihyan membuntuti utusan tersebut. Peperangan terjadi dan 'Ashim sebagai pimpinan rombongan syahid dengan tujuh anak panah menancap di tubuhnya. Dua yang masih hidup, yaitu Khubaib dan Zaid. Khubaib ditawan Bani Harits.
Saat ditawan di rumah al-Harits, dia meminjam pisau cukur kepada salah satu putri al-Harits. Saat Khubaib mencukur, anak dari putri al-Harits itu ternyata merangkak ke Khubaib.
Sahabat Rasulullah SAW itu kemudian mendudukannya di atas pahanya. Cemas dan takutlah putri al-Harits melihat anaknya ada di genggaman tawanan ayahnya. Islam mengajarkan akhlak yang sangat mulia. Khubaib berkata: "Apa kamu takut aku akan membunuhnya? Insya Allah, aku tak akan melakukan nya." Menjelang eksekusi, Khubaib meminta untuk sholat terlebih dahulu. "Andaikan bukan karena kalian akan mengira aku takut mati, pasti akan aku tambah sholatku."
Tragedi ini dikenal dengan dengan istilah tragedi Raji'. Rasulullah SAW sangat terpukul dengan kejadian itu. Selama sebulan, pada saat sholat Subuh, beliau selalu membaca qunut nazilah dan berdoa agar Allah SWT membalas pengkhianatan tersebut.