REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Khalifah keempat Islam Sayyidina Ali bin Abi Thalib dikenal sebagai sosok yang bijaksana. Salah satu kebijaksanaan beliau nampak ketika beliau dihadapkan dengan musuhnya dalam peperangan.
Dalam buku Struktur dan Makna Matsnawi Rumi karya Sayed G. Safavi dijelaskan, ketika umat Islam menang dalam peperangan melawan kaum kafir, Sayyidina Ali bin Abi Thalib segera menjatuhkan pedang dari tangannya.
Sikap ini kemudian mengundang tanya bagi orang kafir. Seorang kafir bertanya: “Ketika kau telah menang atasku, mengapa kau jatuhkan pedang dari tanganmu? Bicaralah wahai, Ali. Sehingga jiwaku bisa berputar seperti janin,”.
Sayyidina Ali kemudian menjawab: “Janin tidak bisa berputar ketika berada di bawah kendali bintang-bintang sampai ia berputar menghadap matahari yang memberkati jiwanya. Bagaimana matahari melakukannya? Matahari memiliki banyak cara rahasia yang digunakannya untuk mengubah alam,”.
Kemudian, seorang kafir itu terkagum-kagum dan berbicara: “Katakan selanjutnya, wahai pangeran elang, mengapa belas kasih dapat menggantikan dendam?”. Inilah titik kalimat yang berbentuk pertanyaan namun sejatinya adalah sebuah pernyataan tentang kekaguman seorang kafir kepada kebijaksanaan Sayyidina Ali.