REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tiga hari sebelum Nabi Shallallahu alaihi wa sallam meninggal dunia, beliau memberikan wejangan kepada umatnya. Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyampaikan agar seseorang berbaik sangka kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Dikutip dari buku Bekal Haji karya Ustadz Firanda Andirja, Jabir bin Abdillah berkata,
سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللّٰهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، قَبْلَ وَفَاتِهِ بِثَلَاثٍ، يَقُولُ: لَا يَمُوتَنَّ أَحَدُكُمْ إِلَّأ وَهُوَ يُحْسِنُ بِاللّٰهِ الظَّنَّ
"Aku mendengar tiga hari sebelum wafat, Nabi berkata, 'Janganlah sekali-kali seorang kalian meninggal, kecuali ia dalam kondisi berbaik sangka kepada Allah" hadits riwayat Muslim.
Kemudian pada Ahad, sehari sebelum Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam wafat, beliau memerdekakan budak-budaknya, dan menginfakkan seluruh hartanya. Dalam hadits riwayat Ahmad disebutkan, "Rasulullah berkata ketika sakit yang akhirnya beliau meninggal, "Wahai Aisyah, bagaimana kondisi emas?" (Dalam riwayat lain: Aisyah berkata هِىيَ عِنْدِي "Ada padaku emasnya").
Lalu Aisyah menghadirkan emas tersebut, sekitar lima keping hingga tujuh atau delapan atau sembilan keping. Maka, Nabi pun membolak-balikkan kepingan emas tersebut dengan tangannya dan beliau berkata, "Apa persangkaan Muhammad terhadap Allah Azza wa Jalla jika bertemu dengan Allah, sementara emas-emas ini masih ada padanya? Wahai Aisyah, sedekahkanlah emas ini!"