REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sana as-Sulamiyyah ialah perempuan yang berasal dari Bani Sulamiyyah. Ia terkenal rupawan. Ia juga tersohor dengan kecerdasan yang ia miliki. Kelebihannya itu menjadikan Sana sebagai sosok yang diidolakan oleh para pemuda kala itu.
Ia terlahir dari pembesar suku. Bani Sulaim merupakan salah satu kabilah terkemuka yang telah menetap lama di Makkah dan sekitarnya. Lingkungan keluarga bangsawan dan pemimpin mencetak pribadinya yang santun. Hal ini pula yang mendorong keluarganya untuk menikahkan Sana dengan Rasul.
Abdullah bin Abid bin Umair al-Laitsi bertutur bagaimana proses peminangan itu berlangsung. Asma' bin as-Shalt mendatangi Rasulullah dan mengutarakan minatnya agar Rasul berkenan menjadi menantunya. Putrinya cantik dan pintar.
Sang ayah hanya akan merasa tenang bila Muhammad SAW yang menikahi anak perempuannya itu. Ia pun memuji setiap kelebihan yang dimiliki Sana. “Bagiku kondisi fisiknya sempurna tidak ada sakit apa pun,” katanya.
Namun, justru sikap sang ayah yang berlebihan kurang berkenan di hati Rasulullah. Ia pun mendapat peringatan dari Nabi. Rasul meminta agar sang ayah tidak mengungkit kesalahan dan kekurangan atau kelebihan yang dibesar-besarkan. Akhirnya, Rasulullah menerima tawaran pembesar suku Sulaim tersebut.
Namun sayang, kata ar-Rasyathi, sebelum pernikahan antara Rasulullah dan Sana berlangsung, ajal menjemput Sana. Menurut ar-Rasyathi, penyebab kematian ialah rasa bangga dan suka cita yang teramat besar setelah menerima pinangan dari Rasulullah.
Besarnya kecintaan dan rasa hormat terhadap Rasul ia bayar dengan harga mahal. Ini adalah bentuk cinta yang sesungguhnya. Al-Maru ma'a man ahab. Cinta terhadap Rasulullah akan mengantarkan siapa pun kelak hidup bersamanya di surga.