Rabu 08 Jul 2020 11:34 WIB

Mengenal Para Mursyid Tarekat Rifa'iyah

Tarekat Rifa'iyah banyak berkembang di Turki dan Eropa Tenggara.

Rep: Nidia Zuraya/ Red: Muhammad Hafil
Mengenal Para Mursyid Tarekat Rifa'iyah. Foto ilustrasi: Dzikir kepada Allah (ilustrasi).
Foto: Blog.science.gc.ca
Mengenal Para Mursyid Tarekat Rifa'iyah. Foto ilustrasi: Dzikir kepada Allah (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Setiap tarekat selalu dipimpin oleh seorang tokoh sentral yang disebut dengan mursyid atau guru. Demikian juga dengan Tarekat Rifa'iyah. Entah siapa kini yang menjadi tokoh sentral utamanya. Sebab, tarekat ini berada di berbagai negara, seperti Amerika Serikat, Mesir, Palestina, Turki, bahkan Asia Tenggara. Masing-masing Tarekat Rifa'iyah di wilayah ini memiliki mursyid masing-masing. Para mursyid itu mengajarkan ajaran tarekat berdasarkan kondisi wilayahnya.

Rifa'iyah di Turki

Baca Juga

Perkembangan Tarekat Rifa'iyah di Turki semasa pemerintahan Turki Usmaniyah (Ottoman) terbilang sangat pesat. Sejarah mencatat beberapa nama mursyid (pemimpin) Tarekat Rifa'iyah di Turki. Salah satunya adalah Syekh Abu Al-Huda Muhammad Al-Shayyadi (1850-1909). Syekh Shayyadi mendirikan salah satu cabang penting Tarekat Rifa'iyah. Karena pengaruh yang dimiliki Syekh Shayyadi terhadap Sultan Abdul Hamid II, Tarekat Rifa'iyah menjadi tarekat resmi yang dianut Kesultanan Ottoman.

Pada masa berikutnya, sebagaimana ditulis John L Esposito dalam Ensiklopedia Oxford: Dunia Islam Modern, di Turki, dikenal sosok bernama Kenan Rifa'i (wafat 1950). Syekh Kenan tinggal di lingkungan yang mencakup banyak orang Turki yang berbudaya dan berpendidikan tinggi, termasuk kaum perempuan dan orang-orang Kristen.

Syekh Kenan mengajarkan sufisme sebagai cinta universal. Kecenderungan ini dimodifikasi oleh Samiha Ayverdi-membimbing orang-orang yang setia kepada ajaran Syariati setelah Syekh Kenan wafat-dengan terbit karya politiknya yang tajam di Istanbul pada 1979 yang berjudul Let Us Be Not Slaves but Masters.

Rifa'iyah di Timur Tengah

Di dunia Arab, Tarekat Rifa'iyah hadir secara signifikan di Mesir, Palestina, Lebanon, Suriah, dan tempat kelahirannya, Irak. Pada awal abad ke-19, ungkap Esposito, di Mesir tidak ada otoritas pusat di kalangan Rifa'iyah. Namun, sejak 1970, pemimpin tertinggi Tarekat Rifa'iyah di Mesir adalah Mahmud Kamal Ya Sin, yang juga merupakan ketua cabang 'Amriyah dari tarekat tersebut.

Kaum Rifa'iyah Mesir, yang seperti kebanyakan kaum sufi Mesir, merasa bahwa salah satu faktor yang membedakan kaum sufi dari Muslim lainnya adalah kesetiaan mereka kepada Nabi SAW dan keluarganya.

Di Palestina, pada 1981, syekh Rifa'iyah aktif yang utama adalah Kamil Al-Jabari dari Hebron dan Nazhmi 'Aukal dari Nablus. Kaum Rifa'iyah di Tripoli, Lebanon, mulai aktif sejak 1984. Pada saat itu, terdapat lima zawiyah terkenal yang masih mempraktikkan ritual zikir.

Di Suriah, setelah Naqsabandiyah, Rifa'iyah merupakan tarekat yang paling tersebar luas dan dinamis. Sejak awal 1980-an, cabang Suriah yang paling signifikan adalah cabang Abdul Al-Hakim Abdul Al-Basith Al-Saqbani. Dia dan orang-orang yang berkaitan dengannya telah menerbitkan banyak tulisan para syekh Rifa'iyah.

Cabang utama Tarekat Rifa'iyah di Irak telah dipimpin oleh keluarga Al-Rawi. Beberapa tahun terakhir, di bawah arahan Syekh Khasyi Al-Rawi dari Baghdad, kaum Rifa'iyah Irak-seperti halnya di Suriah-menerbitkan sejumlah naskah Rifa'iyah lama.

 

Rifa'iyah di Amerika Serikat

Di Negeri Paman Sam, setidaknya terdapat tiga cabang Rifa'iyah. Syekh Taner Vargonen, yang berbasis di California Utara, memiliki garis keturunan Qadiriyah-Rifa'iyah yang berasal dari Muhammad Anshari (wafat 1978) dari Istanbul.

Sejak 1992, seorang Rifa'iyah Turki lainnya, Mehmet Catalkaya (Serif Baba), telah mengawasi pendirian tekke di Chapel Hill, North Carolina, dan di Manhattan. Syekh dari Serif Baba adalah Burhan Efendi dari Izmir.

Cabang Rifa'iyah ketiga terletak di negara bagian New York. Dr Muhyiddin Shakoor, seorang psikolog konseling, menuliskan keterlibatannya dengan mereka dalam bukunya yang bertajuk The Writing on the Water. Ia menghubungkan para syekh Tarekat Rifa'iyah cabang New York ini secara garis keturunan dengan kaum Rifa'iyah di Kosovo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement