REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Para sahabat Nabi Muhammad, merupakan teladan sempurna bagi umat setelah Rasulullah SAW dalam menerapkan masalah agama, dan melaksanakan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Allah telah memuji kezuhudan mereka.
Syekh Muhammad bin Su'ud Al-Arifi dalam bukunya Air Mata di Ujung Malam, Sebuah Potret Ibadah Malam Nabi dan Salafus Shalih mengatakan, pujian Allah kepada para sahabat seperti diabadikan dalam surah At-Taubah ayat 100:
وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ
"Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan muhajirin dan anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar."
Dalam hadits Rasulullah bersabda, "Sebaik-baik manusia adalah generasi pada masa kemudian generasi setelah mereka."
Terkait hal ini juga beliau bersabda. "Janganlah kalian mencaci-maki para sahabatku. Demi dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, seandainya salah seorang dari kalian berinfak, seberat gunung uhud, maka infaknya itu tidak akan menyamai satu mud infaq seorang dari mereka, tidak juga separuhnya."
Dan Ibnu Mas'ud RA berkata, "Sesungguhnya Allah melihat hamba-hamba-Nya dan Dia mendapati hati Muhammad adalah sebaik-baik hati, lalu Dia memilih-Nya untuk diri-Nya dan mengutus-Nya dengan risalah-Nya. Kemudian dia melihat hati hamba-hamba-Nya setelah hati Muhammad lalu Dia mendapati hati para sahabat-Nya adalah sebaik-baik hati, maka dia menjadikan mereka sebagai para menteri (pembantu) Nabi-Nya."
Syekh Muhammad bin Suud menuturkan suatu ketika Ali Bin Abi Thalib pernah mengerjakan sholat subuh, setelah salam, beliau berbaring ke arah kanan kemudian terdiam seakan-akan beliau sedang bersedih, hingga ketika matahari telah meninggi, maka Beliau berkata,
"Sungguh aku telah melihat jejak para sahabat Rasulullah SAW, namun aku tidak melihat seorangpun yang menyerupai mereka. Demi Allah, di pagi hari, rambut mereka suka penuh debu dan menguning, di antara mata mereka terdapat seperti kendaraan perang, pastilah mereka pada malam harinya sibuk membaca Kitabullah, mereka naik turun di antara telapak kaki dan dahi mereka. "
"Ketika nama Allah disebut mereka bergetar laksana pepohonan yang bergetar ketika angin bertiup kencang seakan-akan orang lain yang ada di sekeliling mereka bermalam dalam keadaan lalai," katanya.
Tekait ketaatan para sahabat Ibnu Qayim menciptakan syair.
"Mereka adalah orang-orang yang taat, orang-orang yang merendahkan diri dihadapan mereka.
Orang-orang yang berbicara dengan sejujur ucapan.
Mereka menghidupkan malam mereka dengan ketaatan kepada mereka.
Dengan membaca Alquran,tunduk (beribadah) dan memohon.
Mata mereka mengalirkan kucuran air mata.
Laksana hujan yang turun dengan derasnya.
Pada malam hari mereka menjadi ahli ibadah dan tatkala berjihad melawan musuh mereka.
Mereka adalah pahlawan yang paling berani.
Tatkala telah tampak bendera perang, maka engkau akan melihat mereka berlomba-lomba dengan amal shalih.
Pada wajah nereka tampak bekas sujud kepada Rabb mereka.
Padanya terdapat kilauan cahaya-Nya yang terang benderang.
Sungguh Alquran telah menerangkan sifat mereka kepadamu.
Di dalam surat al-Fath yang jelas dan luhur.
Dan pada surat keempat dari as-Sab'u ath-Thiwal Allah terdapat keterangan tentang sifat mereka.
Yaitu kaum yang dicintai oleh-Nya yang senantiasa merendahkan diri.
Dan dalam Suarat at-Taubah dan al-Hasyr terdapat keterangan sifat mereka juga pada surat hal Ata dan surat Al Anfal.