REPUBLIKA.CO.ID,
عن سعيد بن الْمُسَيِّبِ أن أبا هريرة رضي الله عنه قال: سمِعْتُ رسول الله صلى الله عليه وسلم يقول: ((نِساءُ قُرَيْشٍ خَيْرُ نِساءٍ رَكِبْنَ الإبِلَ، أَحْنَاهُ على طِفْلٍ وأَرْعاهُ على زَوْجٍ في ذاتِ يَدِهِ))
Rasulullah SAW bersabda, ''Wanita yang paling baik yaitu yang pandai mengendarai unta. Wanita Quraisy yang terbaik yaitu yang besar kasih sayangnya kepada anak kecil dan pandai mengurus harta suaminya yang sedikit.” (miskin).'' (HR Ahmad, Bukhari, dan Muslim)
Hadits di atas menjelaskan bahwa perempuan yang pandai mengendarai unta adalah perempuan yang pandai mengurus keluarganya. Tentunya juga sebagai perempuan yang bisa memposisikan dirinya sebagai ibu yang baik bagi anak-anaknya dan istri yang baik bagi suaminya.
Ibu yang baik bagi anak-anaknya adalah ibu yang dapat memberikan kasih sayang dan perhatian yang besar kepada kepada putra-putrinya. Perempuan yang mempunyai rasa kasih sayang yang besar kepada putra-putrinya akan memudahkan pertumbuhan emosi dan perkembangan pribadi yang positif bagi mereka dikemudian hari.
Ibu yang baik adalah ibu yang bisa menjadi guru atau pendidik bagi kehidupan putra-putrinya. Sehingga mereka bisa menjadi manusia shalih yang dicintai Allah SWT.
Istri yang baik bagi suaminya adalah istri yang dapat memelihara kewajiban terhadap suami dengan senantiasa menyenangkannya, istri yang dapat menjaga kehormatan diri dan harta suaminya selama suami tidak ada di rumah, istri yang tidak pernah menolak ajakan suami untuk tidur, istri yang tidak keluar tanpa izin suami, istri yang tidak meninggikan suara melebihi suara suami, istri yang tidak membantah suaminya dalam kebenaran, dan istri yang tidak menerima tamu yang dibenci suaminya.
Termasuk juga istri yang senantiasa memelihara diri, kebersihan fisik, dan kecantikannya serta kebersihan rumah tangga.
Istri yang baik haruslah seperti Khadijah RA, istri Rasulullah. Dialah figur istri idaman penentram batin. Bukan saja itu, dia juga pendukung setia dan penguat semangat suami untuk berjuang di jalan Allah SWT.
Khadijah berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Laki-laki yang bermaksud menikahi seorang perempuan, hendaklah memperhatikan sifat ini pada diri calon istrinya.
Karena anak-anaknya kelak dapat dipastikan memperoleh asuhan, pemeliharaan, perlindungan, dan bimbingan dari seseorang yang benar-benar bersedia berkorban demi anak-anaknya yang dicintainya.
Dia tidak akan mengeluh saat mengasuh dan menghadapi kenakalan anak-anaknya. Dia menghadapi kenakalan anaknya dengan perasaan ringan dan penuh kesabaran, sehingga anak-anaknya berkembang dengan penuh keceriaan di rumah dan lingkungannya. Hal ini sangat membantu suami untuk mencurahkan pikiran dan tenaganya dalam memenuhi kebutuhan keluarga secara maksimal.
Untuk mengetahui seberapa jauh calon istri mempunyai kasih sayang kepada anak-anak dapat dilakukan pengamatan dan penyelidikan melalui cara-cara. Seperti, mengamati pergaulannya dengan anak-anak apakah ia sabar bergaul dengan anak-anak atau tidak. Menanyakan kepada teman-teman dekatnya atau kepada kerabat dekatnya, atau kepada tetangga dekatnya atau kepada adik-adiknya apakah dia memiliki sifat tersebut atau tidak.
Karena anak-anak sangat membutuhkan ibu yang besar kasih sayangnya kepada mereka, setiap laki-laki yang akan mengambil seorang perempuan sebagai istrinya hendaklah mengutamakan yang besar kasih sayangnya kepada anak kecil. Istri semacam ini besar harapan dapat mendampinginya untuk membina rumah tangga yang penuh dengan suasana gembira, ceria, dan bahagia