REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Allah SWT menciptakan alam semesta untuk memenuhi kebutuhan manusia. Apa yang ada di dunia ini bisa dikelola untuk menjadi tamlik atau dimiliki oleh manusia sebagai mahluk Allah yang paling sempurna.
Maharati Marfuah, Lc dalam bukunya "Konsep Ekonomi dalam Alquran" mengatakan, bahwa konsep tamlik banyak diterangkan dalam Alquran. Misalnya surah. al-Syura ayat 4 yang artinya. "Bagi-Nya apa yang di langit dan di bumi, Dialah Mahagung Mahabesar.
Allah SWT juga dalam surah Al-Baqarah ayat 29 berfirman. "Dialah yang menciptakan segala yang ada di bumi untukmu."
Menurut al-Syawkani substansi ayat di atas menjelaskan bahwa pemilik harta sesungguhnya adalah Allah. Dia yang mengadakan sekaligus meniadakannya sesuai dengan kehendak- Nya.
Sementara, Sayyid Quthb memahami bahwa substansi ayat ini menjelaskan bahwa Allah menciptakan seluruh yang ada di bumi ini untuk dikelola manusia demi kelangsungan kehidupannya. Dengan demikian keberadaan manusia di bumi memiliki peran yang sangat besar, yakni memanfaatkan sumber daya alam yang telah disiapkan.
Pandangan yang sama juga kata Maharati, dikemukakan oleh al-Wahidi bahwa tujuan pokok diciptakan langit dan bumi adalah untuk mendatangkan manfaat bagi kehidupan duniawi manusia dan kehidupan agamanya.
Manusia sebagai pihak yang diberi kewengangan mandat pengelolaan, sebagaimana daalam surah al-Mulk ayat 15 yang artinya. "Dialah yang menjadikan bumi untuk kamu yang mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya dan makanlah sebagian dari rejeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kami dibangkitkan."
Menurut Abu al-Su’ud, ayat di atas menjelaskan bahwa manusia boleh atau berhak mengelola kekayaan yang diamanahkan kepadanya. Allah sangat memberi kemudahan bagi siapa saja yanghendak mengelolanya.
Imam al-Qurthubi mengatakan bahwa perintah yang terdapat pada kata "famasya" di dalam ayat mengandung perintah ibahah (boleh). Maka, bumi ini diciptakan untuk dimanfaatkan manusia dengan dua cara:
1. Memanfaatkan hasil bumi untuk keperluan hidup jasmani, misalnya
mengolah hasil bumi menjadi bahan makanan untuk melangsungkan hidup dan kehidupan manusia.
2. Menjadikan alam sebagai wahana untuk melahirkan pelbagai teori dan konsep yang terkait dengan ilmu pengetahuan.
Salah satu titik terpenting sistem ekonomi Islam adalah pengakuan terhadap adanya hak milik pribadi. Hak memiiki harta dibolehkan selama digunakan dalam batas-batas kedudukan manusia sebagai khalifah Allah SWT.