REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Demi mendapatkan fadhilah atau keutamaan membaca Alquran, kita mesti konsentrasi dan khusyu dalam membaca Alquran. Membacanya seolah-olah kita sedang mendengar bacaan Alquran dari Allah SWT langsung.
Maulana Muhammad Zakariyya Al-Kandahlawi dalam kitabnya Fadhilah Amal menyarankan, jika kita mengerti maknanya, sebaiknya dalam membaca Alquran dengan tadabur dan tafakur.
Apabila menemui ayat-ayat rahmat dan janji-janji, hendaknya kita berdoa untuk mengharap rahmat-Nya.
Apabila menjumpai ayat-ayat azab dan ancaman Allah SWT, hendaknya kita meminta perlindungan kepadanya, karena tidak ada yang bisa dimintai perlindungan selain Allah. Apabila kita menemui ayat tentang kesucian Allah maka ucapkanlah subhanallah. “Apabila kita tidak menangis ketika membaca Alquran hendaknya kita berusaha menangis," katanya.
Karena kata Syekh Maulana, puncak kelezatan orang yang sedang bercinta adalah mengadukan rasa cintanya dengan deraian air mata.
Dia menyarankan, jika kita tidak ada maksud untuk menghafal Alquran, hanya untuk membaca saja, maka jangan membacanya terlalu cepat.
Saat membaca Alquran hendaknya kita meletakkan Alquran di bangku, bantal, atau di tempat yang tinggi.
Saat membaca Alquran, jangan berbicara dengan siapapun. Apabila ada keperluan berbicara, saat sedang membaca Alquran maka hendaklah menutupnya terlebih dahulu. " Selesai berbicara, kita mengawali lagi dengan membaca ta'awudz," katanya.
Dan jika orang-orang di sekeliling kita sedang sibuk dalam pekerjaan mereka, sebaiknya kita membaca Alquran dengan suara lirih. Apabila tidak, lebih utama membaca dengan suara keras.
Syekh Maulana mengatakan, para ulama telah menulis ada enam adab lahiriyah dan enam adab batiniyah dalam membaca Alquran. Di antara enam adab lahiriyah itu yaitu pertama membaca dengan penuh rasa hormat, memiliki wudhu, dan duduk menghadap kiblat. Kedua tidak membacanya terlalu cepat tetapi membacanya dengan tajwid dan tartil.
Ketiga, berusaha menangis atau pura-pura menangis. Keempat memenuhi hak ayat-ayat azab dan rahmat. Kelima jika dikawatirkan akan menimb ulkan riya atau mengganggu orang lain, sebaiknya membaca dengan suara lirih dan jika tidak sebaiknya membaca dengan suara keras.
Keenam bacalah dengan suara dan lagu yang bagus, karena banyak hadits yang menerangkan supaya kita membaca Alquran dengan suara dan lagu yang bagus.
Sedangkan adab yang bersifat batin (batiniyah) di antaranya. Pertama mengagungkan Alquran di dalam hati sebagai kalam yang tertinggi. Kedua menghadirkan dalam hati keagungan Allah SWT dan kebesarannya, karena Alquran adalah kalam-Nya.
Ketiga membersihkan hati dari rasa was-was dan ragu. Keempat membaca dengan merenungkan makna setiap ayat dengan penuh kenikmatan.
"Baginda Rasulullah SAW pernah berdiri sepanjang malam sambil berulang-ulang membaca ayat 118 surat Al-Maidah yang artinya. "Jika engkau mengazab mereka, mereka itu adalah hamba-Mu dan jika Engkau mengampuni mereka, maka sesungguhnya Engkau Mahaperkasa dan Mahabijaksana."
Suatu malam Said bin Jubair RA membaca satu ayat dari surat Yasin tepatnya ayat 59 dan mengulang-ulangnya hingga tiba waktu subuh yang artinya:
وَامْتَازُوا الْيَوْمَ أَيُّهَا الْمُجْرِمُونَ "Dan dikatakan kepada orang-orang kafir, “Berpisahlah kamu dari orang-orang mukmin hari ini, wahai orang-orang yang berbuat jahat."
Adab kelima maka hati kita mengikuti ayat-ayat yang kita baca, misalnya apabila membaca ayat-ayat rahmat, hendaknya hati kita merasa gembira dan senang. Sebaliknya, ketika kita membaca ayat-ayat azab hati kita hendaknya merasa takut.
Keenam telinga benar-benar dikondisikankan seolah-olah Allah SWT sendiri sedang berfirman kepada kita dan kita sedang mendengarkannya.