REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rasulullah SAW merupakan sosok manusia paling mulia di muka bumi yang diciptakan Allah SWT. Maka kemurnian hati Rasulullah begitu tulus kepada siapapun makhluk di alam semesta.
Dalam kitab Tahdzib Sirah Nabawiyah karya Abdus Salam Harun dijelaskan mengenai kisah dibelahnya dada Rasulullah SAW. Hal ini sebagaimana yang dinukilkan sebagaimana berikut:
قال ابن إسحاق: حدثني ثور بن يزيد، عن خالد بن معدان، عن أصحاب رسول الله ﷺ أنهم قالوا له: أخبرنا عن نفسك. قال: نعم، أنا دعوة أبي إبراهيم، وبشرى أخي عيسى عليهما السلام، ورأت أمي حين حملت بي أنه خرج منها نور أضاءت له قصور الشام
واسترضعت في بني سعد بن بكر، فبينما أنا مع أخ لي في بهم لنا أتاني رجلان عليهما ثياب بيض، معهما طست من ذهب مملوء ثلجا، فأضجعاني فشقا بطني، ثم استخرجا قلبي فشقاه، فأخرجا منه علقة سوداء فألقياها، ثم غسلا قلبي وبطني بذلك الثلج، حتى إذا ألقياه رداه كما كان
ثم قال أحدهما لصاحبه: زنه بعشرة من أمته، فوزنني بعشرة فوزنتهم، ثم قال زنه بمائة من أمته، فوزنني بمائة فوزنتهم، ثم قال زنه بألف من أمته، فوزنني بألف فوزنتهم، فقال دعه عنك فلو وزنته بأمته لوزنهم
Ibnu Ishaq, ia berkata: “Tsaur bin Zaid menceritakan kepadaku dari sebagian ahli ilmu, berat perkiraanku bahwa yang ia maksud adalah Khalid bin Ma’daan Al Kala’i, ia berkata: “Beberapa orang sahabat Nabi berkata kepada beliau Rasulullah SAW: “Wahai Rasulullah, ceritakanlah kepada kamu tentang dirimu,”.
Kemudian, Rasulullah pun berkata: “Aku adalah buah doa ayahku, Nabi Ibrahim AS. Kabar gembira yang dibawa saudaraku, Isa AS. Ketika ibuku mengandungku, ia melihat cahaya memancar darinya hingga menerangi istana-istana di Syam,”.
“Aku disusui oleh seorang wanita Bani Sa’ad bin Bakar. Ketika aku bersama saudara sesusuanku tengah menggembala kambing di belakang rumah kami, tiba-tiba dua orang lelaki berpakaian putih mendatangiku dengan membawa mangkuk emas yang berisi salju,”.
“Lalu keduanya merebahkanku dan membelah dadaku. Mereka mengeluarkan hatiku dan membelahnya lalu mengeluarkan darah hitam darnya dan membuangnya. Kemudian mereka berdua mencuci hati dan dadaku dengan salju tersebut hingga bersih. Kemudian salah seorang dari mereka berkata kepada temannya,”.
“Timbanglah seberat sepuluh hati umatnya! Maka ia pun menimbangnya seberat itu dan ternyata hatiku lebih berat dari hati-hati mereka. Ia berkata lagi: timbanglah seberat seratus hati umatnya! Ia pun menimbangnya seberat itu dan ternyata kapasitas hatiku lebih berat dari hati-hati mereka,".
“Ia pun berkata lagi: timbanglah seberat hati seribu hati umatnya, maka ia pun menimbang seberat itu dan ternyata hatiku lebih berat dari hati-hati mereka. Kemudian ia berkata: biarkanlah ia, sekiranya engkau menimbangnya seberat hati umatnya seluruhnya, niscaya hatinya lebih berat dari hati-hati umat seluruhnya.”