REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Habbatussauda atau jintan hitam dan madu disebut dapat mencegah wabah dan penyakit menular yang berbahaya. Hal tersebut disampaikan oleh Ustadz Reahanul Bahraen dalam video singkat di akun Youtube miliknya.
"Tentu bisa, akan tetapi untuk bisa menjadi obat perlu konsep thibbun nabawi yang benar, salah satunya adalah harus sesuai dosis dan indikasi. Jadi yang diperlukan sekarang berapa dosis dan campuran yang tepat untuk wabah tersebut," kata Raehanul yang juga petugas laboratorium Covid-19 ini.
Raehanul mengatakan, hal ini telah dijelaskan oleh Ibnul Qayyim berdasarkan hadits orang yang telah datang kepada Nabi Shallallahu alaihi wa sallam. Ada orang yang datang mengadukan saudaranya tekena diare, kemudian disarankan olehnya meminum madu.
Kemudian ia datang kembali karena saudaranya belum sembuh, maka Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam menyarankan agar kembali minum madu. Lalu ia pun datang kembali mengadukan hal yang serupa. Namun, akhirnya saudaranya bisa sembuh dengan meminum madu selama beberapa kali.
"Hal ini perlunya dosis dalam thibbun nabawi dan satu penyakit berbeda-beda dosisnya, tidak bisa dipukul rata. Misalnya dosis pada anak, dan dewasa," ucap Raehanul yang juga alumni Ma'had Al-Ilmi Yogyakarta.
Untuk mendapatkan dosis yang tepat, maka dibutuhkan ilmu dari para pakar thibbun nabawi dan tabib. Untuk itu diharapkan mereka dapat segera menemukan dosis yang tepat.
"Kita berharap mereka segera menemukan dosis yang tepat atau melalui penelitian ilmiah yang bisa menyingkirkan semua faktor kebetulan. Penelitan akan dosis dan indikasi tidak bisa segera diminta dan dituntut cepat, bisa jadi berbulan-bulan atau bertahun-tahun," kata dia.