REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Rasulullah SAW meninggal pada saat waktu Dhuha, Senin 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah. Umur beliau saat itu telah mencapai 63 tahun lebih empat hari.
Beberapa waktu sebelum meninggal, Rasulullah memberikan isyarat kepada sejumlah sahabat. Seolah-olah ada bisikan rahasia yang terbetik di hati Rasulullah, memberitahukan kepada beliau bahwa keberadaannya di dunia sudah hampir berakhir.
Salah satu isyarat itu adalah ketika Rasulullah mengutus Muadz ke Yaman di tahun kesepuluh Hijriyah. Beliau berkata kepadanya, "Hai Muadz, kamu sepertinya tidak akan menjumpaiku lagi selepas tahun ini dan sepertinya engkau akan melihat Masjidku ini (Masjid Nabawi) dan kuburanku."
Lalu Muadz menangis karena khawatir akan berpisah dengan Rasulullah.
Kemudian, di tahun yang sama, Rasulullah melaksanakan haji wada (haji perpisahan). Saat wukuf di Arafah pada 9 Dzulhijah di tahun kesepuluh hijiryah, beliau berkhutbah.
Saat khutbah, Rasulullah memulainya dengan mengucapkan:
"Wahai sekalian manusia, dengarkanlah perkataanku ini, karena sesungguhnya aku tidak tahu boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini di tempat wukuf seperti ini selama-lamanya."
Selang beberapa waktu Rasulullah menyampaikan khutbah, turunlah firman Allah SWT:
"Pada hari ini telah kusempurnakan untukmu agamamu dan telah kucukupkan nikmatKu dan telah kuridhai Islam itu jadi agam bagimu." (Al Maidah ayat 3).
Umar bin Khattab menangis ketika mendengar ayat ini, kemudian Nabi bertanya kepadanya, "Apa yang menyebebakan engkau menangis?"
Umar menjawab, "Aku menangis karena sebelum ini kita senantiasa mendapat tambahan (ajaran) dalam agama kita, adapun setelah sempurna maka sesungguhnya tidak ada sesuatu yang sempurna kecuali ada kekurangan."
Nabi berkata, "Kamu benar."
Kemudian, saat melempar jumroh, Nabi Muhammad bersabda, "Tunaikanlah manasik (haji) kalian sebagaimana aku menunaikannya, barangkali aku tidak akan menunaikan ibadah haji lagi setelah tahun ini."
Kemudian di bulan Safar tahun 11 Hijriyah, beliau pergi ke Uhud, kemudian melakukan sholat untuk para syuhada, sebagai (ungkapan) perpisahan bagi orang-orang yang masih hidup dan telah meninggal. Kemudian beliau beranjak menuju mimbar dan bersabda,
"Sesungguhnya aku akan mendahului kalian dan menjadi saksi atas kalian. Demi Allah, sesungguhnya aku sekarang benar-benar melihat telagaku, dan telah diberikan kepadaku kunci-kunci perbendaharaan bumi atau kunci-kunci bumi, dan demi Allah, sesungguhnya aku tidak mengkhawatirkan kalian akan melakukan kesyirikan sepeninggalku nanti, akan tetapi yang aku khawatirkan terhadap kalian adalah kalau kalian berlomba-lomba di dalam merebut kekayaan dunia."