Jumat 12 Jun 2020 13:38 WIB

Prinsip Pelestarian Lingkungan Ala Rasulullah 14 Abad Silam

Rasulullah SAW meletakkan prinsip pelestarian lingkungan berkesinambungan.

Rasulullah SAW meletakkan prinsip pelestarian lingkungan berkesinambungan.  Menikmati Sunrise
Foto:

Menanami lahan 

Penanaman lahan kosong dengan tanaman-tanaman yang bermanfaat dan produktif banyak berkontribusi pada penataan lingkungan hidup. Sehubungan dengan itu Rasulullah SAW bersabda: 

عن جابر قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم ما من مسلم يغرس غرسا إلا كان ما أكل منه له صدقة وما سرق منه له صدقة وما أكل السبع منه فهو له صدقة وما أكلت الطير فهو له صدقة ولا يرزؤه أحد إلا كان له صدقة 

Dari Jabir RA, dia berkata: “Rasulullah SAW bersabda: Tidaklah seorang Muslim yang bercocok tanam kecuali setiap tanaman yang dimakannya bernilai sedekah baginya, apa yang dicuri darinya menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan binatang liar menjadi sedekah baginya, apa yang dimakan burung menjadi sedekah baginya, dan tidaklah seseorang mengambil darinya, melainkan menjadi sedekah baginya." (HR Muslim, No: 5161)

photo
Petani menanam benih padi dengan mesin penanam (transplanter) di lahan persawahan (ilustrasi) - (ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra)

Hadits ini memotivasi manusia untuk mau bercocok tanam, memanfaatkan tanah yang tersedia, di samping bernilai ekonomis juga bernilai sedekah. Di samping itu penanaman pohon dapat menghasilkan oksigen,  bermanfaat untuk melindungi lapisan ozon yang mulai menipis dan mengurangi pencemaran udara. 

Akibat dari semakin menipisnya lapisan ozon sebagai pelindung bumi, maka suhu permukaan bumi pun akan meningkat. Sehingga akan mempengaruhi terjadinya penguapan air di permukaan bumi menjadi tidak stabil. 

Dan akhirnnya akan mengakibatkan terjadinya musim hujan yang berkepanjangan, atau musim kemarau yang tiada akhir. Bahkan sulit memprediksi terjadinya pergantian musim, hembusan arus angin yang terkadang membawa badai, dan curah hujan yang tinggi di daerah kawasan tropis menjadikan tanahnya lebih cepat mengalami kekeringan.

 

Menyayangi binatang 

Binatang adalah makhluk hidup yang dekat dengan kehidupan manusia. Perilaku yang simpati terhadap binatang akan membantu keberlangsungannya.

Abu Hurairah RA berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda: “Ketika tengah berjalan, seorang laki-laki mengalami kehausan yang sangat. Dia turun ke suatu sumur dan meminum darinya. Tatkala ia keluar tiba-tiba ia melihat seeokor anjing yang sedang kehausan sehingga menjulurkan lidahnya menjilat-jilat tanah yang basah. Orang itu berkata: “Sungguh anjing ini telah tertimpa (dahaga) seperti yang telah menimpaku.” Ia (turun lagi ke sumur) untuk memenuhi sepatu kulitnya (dengan air) kemudian memegang sepatu itu dengan mulutnya lalu naik dan memberi minum anjing tersebut. Maka Allah berterima kasih terhadap perbuatannya dan memberikan ampunan kepadanya.” Para sahabat bertanya: “Wahai Rasullulah, apakah kita mendapat pahala (bila berbuat baik) pada binatang?” Beliau bersabda: “Pada setiap yang memiliki hati yang basah (berperasaan) maka ada pahalanya.” (HR Al-Bukhari, No. 2234)

Hadits ini menunjukkan betapa Rasulullah SAW sangat menyayangi binatang dan sangat membenci orang yang kejam terhadap binatang. Suatu ketika Rasulullah SAW berjalan, di tengah perjalanan beliau  melintasi sarang semut yang telah dibakar, beliau bersabda:

 انه لاينبغى أن يعذ ب بالنار الا رب النار 

“Sesungguhnya tidak ada yang berhak menyiksa dengan api selain Rabb (Tuhan) pemilik api.” (HR Abu Daud : 2675)

Di samping itu Rasulullah pernah bersabda:“Seorang perempuan masuk neraka karena seekor kucing yang ia kurung hingga mati, maka dari itu ia masuk neraka karena kucing tersebut, disebabkan ia tidak memberinya makan dan tidak pula memberinya minum di saat ia mengurungnya, dan tidak pula ia membiarkannya memakan serangga di bumi.” (HR Al-Bukhari : 3482)

photo
Petugas memberi makan satwa unta koleksi Taman Satwa Taru Jurug (TSTJ) Solo, Jawa Tengah, Rabu (13/5/2020). (ilustrasi)

Beliau pun telah melarang mengurung atau mengikat binatang ternak untuk dibunuh dengan dipanah/ditombak dan sejenisnya. Rasulullah SAW telah bersabda. “Siapa gerangan yang telah menyakiti perasaan burung ini karena anaknya? Kembalikanlah kepadanya anak-anaknya”. Beliau mengatakan hal tersebut setelah beliau melihat seekor burung berputar-putar mencari anak-anaknya yang diambil dari sarangnya oleh salah seorang sahabat.” (HR Abu Daud : 2675 dengan sanad sahih).

Begitulah sikap Rasulullah SAW dalam menyayangi binatang, bahkan ketika beliau akan menyembelih hewan pun diperlakukannya dengan baik, sebagaimana sabdanya:

“Sesungguhnya Allah telah mewajibkan ihsan (berbuat baik) atas segala sesuatu, maka apabila kalian membunuh hendaklah berlaku ihsan di dalam pembunuhan, dan apabila kalian menyembelih hendaklah berlaku baik di dalam penyembelihan, dan hendaklah salah seorang kamu berbuat baik kepada sembelihannya dan hendaklah ia mempertajam mata pisaunya.” (HR Muslim : 1955) 

Sikap manusia yang seharusnya terhadap lingkungan hidup, sebetulnya secara umum tercakup dalam firman Allah SWT: Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya (QS Al A’araaf: 56) dan sabda Rasulullah SAW : “Tidak boleh melakukan perbuatan yang bisa membahayakan diri sendiri dan membahayakan orang lain.“ (HR Ibnu Majah, no 2340 dan 2341). 

Maka pencemaran udara, baik akibat asap pabrik, knalpot kendaraan, kebakaran hutan ataupun lainnya, pencemaran sungai dan laut akibat limbah industri ataupun lainnya, merupakan fasād fil-ardli (membuat kerusakan di muka bumi dan dharār (membahayakan baik diri pribadi atau pun orang lain) yang secara jelas harus dihindari.  

Pelestarian lingkungan hidup, di samping perintah Undang-Undang, juga perintah Allah SWT dan Rasulnya, bagi orang yang melaksanakannya merupakan ketaatan kepada Undang-Undang dan ajaran agamanya, sebaliknya orang yang tidak memperdulikan pelestarian lingkungan hidup berarti yang bersangkutan membangkang kepada peraturan negara dan petunjuk agamanya. 

 

*Dewan Pakar IMLAI Guru Besar Fakultas Adab dan Ilmu Budaya UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement