REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Diriwayatkan dari Anas r.a bahwa Rasulullah SAW, bersabda, barangsiapa yang suka dilapangkan rezekinya dan dilamakan bekas telapak kakinya, hendaknya ia menyambungkan tali silaturahim. Menurut Syekh Maulana Zakariyya Al Kandahlawi dilamakan bekas telapak kaki artinya dipanjangkan umurnya.
"Karena semakin banyak umur seseorang, maka semakin banyak jejak telapak kakinya yang berbekas di atas bumi, dan jika ia meninggal dunia, maka jejak kakinya akan terhapus dari bumi," kata Syekh Maulana Zakariyya dalam kitabnya Fadhillah Sedekah.
Terhadap hal ini, banyak yang bertanya umur setiap orang itu sudah ditentukan seperti disampaikan dalam Alquran, bahwa setiap orang mempunyai waktu yang sudah ditentukan tidak bisa dimundurkan dan tidak bisa dimajukan. Syekh Maulana Zakariyya menjawab, sebagian ulama mengertikan dilamakan bekas telapak kakinya itu adalah sebagai keberkahan sebagaimana disebut sebelumnya bahwa rezekinya akan dilapangkan.
Karena waktunya sangat berkah sehingga pekerjaan yang dilakukan oleh orang lain dalam beberapa hari dapat dilakukan olehnya dalam beberapa jam saja. Selain itu, sebagian ulama mengartikan, maksud dipanjangkan umurnya adalah dikenang kebaikannya dan dipuji, yakni orang-orang menyebut kebaikannya hingga beberapa lama.
Sebagian ulama menulis, maksudnya adalah anaknya bertambah sehingga silsilahnya akan terus berlangsung hingga beberapa lama setelah dia meninggal dunia. "Itulah beberapa makna yang disimpulkan," katanya.
Syekh Maulana Zakariyya melanjutkan, jika Nabi Shallallahu alaihi wasallam yang sabdanya pasti benar telah memberitahukan hal tersebut, maka apa saja yang beliau sampaikan tentu benar adanya. Allah SWT adalah Dzat Yang Maha Suci, berkusaha mutlak, dan telah menciptakan semua wasilah. Bagi Allah, tidak susah menciptakan wasilah.
Allah mampu menciptakan masalah bagi setiap benda yang dikehendaki sehingga akal orang-orang yang pandak akan merasa takjub. Karena itu, umat Islam tidak boleh meragukan sedikitpun tentang hal yang kita bicarakan ini (Mazhahirul-Haqq).
Syekh Maulana Zakariyya mengatakan, takdir adalah suatu kepastian. Meskipun demikian, Allah menjadikan dunia ini sebagai (darul asbab) dan dia telah menciptakan wasilah, baik yang zahir maupun yang batin untuk setiap sesuatu. Ia mencontohkan, orang yang sakit perut akan datang kepada dokter atau yang lainnya dalam dalam satu menit karena mungkin akan mendapatkan faedah dari obat yang diberikan dengan harapan agar panjang umur.
"Padahal, umur itu sudah ditentukan maka tidak ada alasan untuk tidak berusaha lebih keras memanjangkan umur dengan bersilaturahim. Silaturahim sebagai sebab panjang umurnya itu lebih pasti dibandingkan sebab lainnya," katanya.