REPUBLIKA.CO.ID, MAKKAH -- Fathimah binti Asad merupakan istri paman Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Abu Thalib. Dia menjadi pengasuh beliau yang kedua setelah Ummu Aiman.
Dikutip dari buku Hasan dan Husain the Untold Story karya Sayyid Hasan al-Husaini, Dia termasuk golongan wanita pertama yang berhijrah. Tidak hanya itu, dialah wanita pertama dari Bani Hasyim yang melahirkan anak berketurunan Hasyim (seperti bapaknya). Di antara anak-anaknya, selain Ali, ialah Thalib, Aqil, Jafar, Ummu Hani, Jumanah, dan Raithah. Mereka semua adalah anak-anak Abu Thalib.
Selama Abu Thalib merawat Muhammad pasca kematian ayahnya, Fathimah binti Asad turut memberikan sentuhannya dalam mendidik dan mengasuh beliau. Beliau sangat berterima kasih atas kebaikannya.
Meskipun sibuk mengurus anak-anaknya sendiri, Fathimah binti Asad tidak pernah mengurangi perhatiannya untuk melayani dan berlaku baik kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebaliknya, ia mampu merawat rumah tangga, menjaga anak-anaknya, juga mendidik beliau secara baik. Bahkan bisa dibilang kasih sayang yang ia curahkan kepada beliau lebih besar daripada yang diberikan kepada anak kandungnya.
Sebelum masuk Islam, Fathimah binti Asad sudah dikenal sebagai sosok wanita mulia. Kebaikan dan akhlaknya semakin berkibar berkat jasa dan sentuhan-sentuhannya dalam mendidik Muhammad kecil. Dengan jasanya ini, ia beralih dari sekadar ratu dunia menjadi ratu dunia-akhirat, yang senantiasa mengharap keridhaan Allah Subhanahu wa Ta'ala dengan bertaubat, beristighfar, dan segudang amal shalih.
Setelah Abu Thalib wafat, Allah Subhanahu wa Ta'ala semakin memantapkan hati Fathimah binti Asad untuk memeluk agama Islam. Maka ia masuk Islam, berbaiat kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan ikut hijrah ke Madinah.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam begitu mencintai wanita ini, bahkan menganggapnya seperti ibu sendiri. Beliau sering berkunjung ke tempatnya dan tidur siang di rumahnya.
Saat putranya, Ali, menikahi Fathimah binti Muhammad, Fathimah binti Asad merasa sangat senang dengan jalinan kekerabatan itu. Lalu ia pun tinggal serumah dengan mereka. Kehidupan harmonis mereka dalam satu atap ini tergambar jelas dari perkataan Ali kepada ibunya, "Ibu cukup membantu Fathimah dengan menyiapkan air dan kebutuhan luar rumah. Sedangkan Fathimah akan membantu Ibu dalam menangani urusan di dalam rumah, yaitu menumbuk serta membuat adonan roti", Hadist riwayat Ath-Thabrani.
Fathimah binti Asad merupakan seorang Sahabiat yang mulia dan berkontribusi besar dalam menciptakan umat terbaik yang pernah dilahirkan untuk manusia. Allah Subhanahu wa Ta'ala telah memilihnya untuk berperan serta dalam mendidik manusia terbaik (Muhammad), dan, didikannya merupakan sekolah yang telah mencetak banyak tokoh besar umat ini, seperti putranya sendiri, Ali bin Abu Thalib, satu di antara sepuluh Sahabat yang dijamin masuk Surga. Allah Subhanahu wa Ta'ala juga telah memilihnya untuk menjaga pemimpin kaum wanita Surga, Fathimah az-Zahra, putri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Fathimah binti Asad meninggal dunia saat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam masih hidup. Ia adalah figur mukminah yang berjihad di jalan Allah Subhanahu wa Ta'ala, berilmu, dan gigih dalam mengajarkan serta mengamalkan ilmunya. Terbukti, namanya tercatat sebagai salah seorang wanita perawi hadits Nabi.