REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Sebagaimana sahabat-sahabat yang lain, Hudzaifah bin Al Yaman banyak meriwayatkan Hadis dari Rasulullah SAW. Karena kedekatan secara personal dan spiritual dengan Rasulullah SAW lah yang membuatnya banyak memperoleh riwayat Hadis dari Rasulullah SAW yang kemudian diriwayatkan oleh para sahabat Rasul yang lain.
Beberapa nama yang tercatat meriwayatkan hadis dari Hudzaifah bin Al Yaman adalah Abu Ubaidah yang merupakan putra beliau sendiri, Umar bin Khattab, Ali bin Abi Thalib, Qhais bin Abi Hazim, Abu Wail, Zaid bin Wahab dan masih banyak lagi. Khalid Muhammad Khalid dalam buku Karakteristik Perihidup 60 Sahabat Rasulullah mencatat informasi bahwa dalam Imam Bukhari dalam Shahih-nya meriwayatkan 8 Hadis dari Hudzaifah, dan Imam Muslim meriwayatkan sebanyak 12 hadis.
Sejarah juga mendokumentasikan bahwa Hudzaifah ikut andil dalam perang Uhud, dan dalam perang inilah ayah beliau, Husail mati syahid secara tidak sengaja oleh pasukan Muslim. Hal ini karena beliau dalam peperangan ini memakai penutup kepala, sehingga para sahabat mengira ia adalah kelompok musyrikin.
Peristiwa syahidnya ayah beliau ini disaksikan sendiri oleh Hudzaifah bin Al Yaman dari kejauhan, beliau melihat pedang sedang terhujam kepada ayahnya, dan beliau berteriak, “ayahku…! Ayahku…! Jangan, dia ayahku.!” Namun, Qadha’ Allah telah terjadi, dan tatkala para sahabat menyadari apa yang terjadi, mereka hanya bisa diam membisu penuh duka.
Dengan sikap kasih sayang dan pemaafan, Hudzaifah memandangi para sahabat, karena ia tahu bahwa kejadian itu merupakan kekhilafan. Hudzaifah kemudian berucap, “semoga Allah mengampuni kalian, sungguh ayahku ini adalah sebaik-baik penyayang.”
Kemudian, dengan pedang terhunus, Hudzaifah bin Al Yaman maju menuju medan perang yang sedang berkecamuk untuk menumpas kaum musyrikin. Berita ketabahan dan ke-heroik-an Hudzaifah ini akhirnya sampai ke telinga Rasulullah SAW.
Pada saat itu Rasul memerintahkan para sahabat yang tanpa sengaja membunuh ayah Hudzaifah untuk membayar diyat atas kekhilafan mereka. Namun Hudzaifah menolak untuk menerima diyat tersebut, dan beliau justru meminta diyat tersebut untuk dibagikan kepada kaum muslimin.
Setelah peristiwa itu, Rasulullah SAW semakin kagum dan sayang kepada Hudzaifah bin Al Yaman. Sebelum perang Uhud terjadi, Hudzaifah bersama ayahnya juga hendak bergabung dengan barisan kaum muslimin dalam perang Badar, namun dalam perjalanan mereka ditahan oleh musuh dan tidak bisa ikut perang.