REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dahulu pernah terjadi pertengkaran antara dua sahabat Rasulullah shalallahu alaihi wa sallam, Abu Bakar radhiyallahu anhu, dan Umar radhiyallahu anhu. Namun keduanya pun akhirnya sama-sama menyesali perselisihan yang terjadi.
Dikutip dari buku Inilah Faktanya karya Utsman bin Muhammad al-Khamis, dari Abu Darda radhiyallahu anhu, ia bercerita, "Ketika aku sedang duduk-duduk bersama Nabi shalallahu alaihi wa sallam, tampak Abu Bakar datang sambil mengangkat bagian bawah pakaiannya hingga lututnya kelihatan."
Melihat hal itu, Nabi berkomentar, 'Temanmu ini (Abu Bakar) habis bertengkar'. Tidak lama kemudian, Abu Bakar mengucapkan salam dan berkata, 'Wahai Rasulullah, sesungguhnya antara diriku dan Ibnul Khaththab (Umar) terjadi suatu masalah kecil. Aku buru-buru memarahinya tadi, tetapi aku pun menyesalinya. Karena itulah aku meminta maaf kepadanya, namun ia menolak. Karena itu pula, aku datang menemuimu (untuk mengadukan masalah ini)'. Beliau lalu bersabda, 'Allah Azza wa Jalla akan mengampunimu, hai Abu Bakar'. Beliau mengatakannya hingga tiga kali.
Sementara di pihak lain, rupanya Umar juga menyesal karena tidak memaafkan Abu Bakar. Karena itulah ia mendatangi rumah Abu Bakar dan bertanya kepada keluarganya, 'Apakah Abu Bakar ada?' Mereka menjawab, 'Tidak ada'. Maka, Umar pun datang menemui Rasulullah dan memberi salam.
Melihat kedatangannya, raut wajah Nabi berubah (karena marah) sampai-sampai Abu Bakar iba kalau-kalau beliau memarahi Umar. Abu Bakar pun berlutut dan memohon, 'Wahai Rasulullah, demi Allah, aku yang telah berbuat zhalim (kepada Umar)'. Abu Bakar mengatakannya hingga dua kali. Dalam kondisi demikian, beliau bersabda:
'Allah Azza wa Jalla mengutusku kepada kalian kemudian kalian mengatakan, 'Engkau (Muhammad) dusta', namun Abu Bakar berkata, 'Ia (Muhammad) benar'. Ia telah melindungiku dengan diri dan hartanya. Bisakah kalian membiarkan Sahabatku ini bersamaku?' (Maksudnya tidak melukai hatinya).
Beliau mengatakannya dua kali. Maka, setelah kejadian ini, Abu Bakar tidak pernah disakiti lagi, sahih Bukhari.