Ahad 31 May 2020 17:22 WIB

Berubahnya Hagia Sophia Usai Penaklukan Konstantinopel

Usai menaklukkan Konstantinopel, Muhammad Al-Fatih mengubah fungsi Hagia Sophia.

Lukisan saat Sultan Muhammad al-Fatin merebut kota Konstantinopel
Foto:

Istana ini kemudian dikenal sebagai Eski Saray, Istana Tua. Sebab, enam tahun kemudian Fatih memutuskan untuk membangun sebuah istana baru di Bukit Pertama, Topkapi Saray yang terkenal.

Atas desakannya, sejumlah wazir pun mendirikan kompleks masjid kota itu yang tiga di antaranya masih berfungsi. Kota Turki baru, Istanbul, berkembang di sekeliling kompleks-kompleks masjid yang dibangun sang sultan dan para wazirnya—perkembangan yang berlanjut pada zaman penerus Fatih.

Fatih juga mendirikan Kapali Carsi atau Bazar Tertutup, sebuah pasar raksasa di Bukit Ketiga di dekat Beyazit Meydani. Di sekeliling Kapali Carsi terhampar han besar atau caravanserai, di mana para pedagang Utsmani membawa barang dagangan mereka di toko-toko berkubah yang masih memenuhi gang beratap dari labirin yang luas ini. Ini adalah jantung perdagangan Istanbul pada masa pemerintahan Fatih dan masih bertahan hingga kini.

Sensus Pertama di Istanbul

Sensus pertama di ibu kota Istanbul, termasuk Galata, diperintahkan Fatih pada 1477 M. Sensus yang hanya meliputi kediaman sipil dan tak menyertakan kelas militer atau mereka yang hidup di istana kekaisaran, menghitung keluarga dalam kategori agama dan etnis.

Hasilnya, tercatat 9.486 Muslim, 4.127 Yunani, 1.687 Yahudi, 434 Armenia, 267 Genoa, dan 332 keluarga Eropa selain Genoa. Semua anggota kelompok terakhir hidup di Galata. 

Jumlah populasi Istanbul dari sensus itu diperkirakan mencapai 80–100 ribu orang, menggandakan populasi yang menempati kota itu sebelum penaklukan.

Warga yang berada dalam Kota Istanbul di balik tembok tuanya meliputi 88 persen dari populasi ibu kota tersebut. Sisanya, hidup di Galata dan sebagian lagi hidup desa-desa Bosporus atau lingkungan di ibu kota di kedua sisi selat. 

Tujuh puluh persen yang tinggal di Kota Istanbul yang dilindungi tembok pertahanan adalah Muslim Turki dan sisanya non-Muslim. Sedangkan, di Galata sebaliknya.

Sensus pada 1477 M itu juga mencatat ada 31 keluarga Gipsi di Istanbul. Semuanya tinggal di mahalle yang dikenal sebagai Sulukule, tepat di dalam Tembok Theodosius di Bukit Keenam. Tempat perkemahan mereka tercatat sejak ke-14 dan keturunan mereka masih hidup hingga saat ini.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement