REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramadhan menjadi waktu yang dikhususkan Allah swt untuk mendidik hambanya menjadi manusia yang bertakwa. Sangat disayangkan bagi hamba yang beriman membiarkan Ramadhan berlalu begitu saja tanpa meningkatkanya ketakwaan.
"Ramadhan itu diselenggarakan oleh Allah agar umat menjadi orang yang bertaqwa," kata Peneliti Rumah Fiqih Indonesia Ustaz Ahmad Zarkasih saat bebincang dengan Republika.co.id, Kamis (28/5).
Ia menerangkan, taqwa dalam arti menjauhi larangan dan mengerjakan perintah semaksimal mungkin. Karenanya di dalam Ramadhan banyak materi yang diajarkan untuk jadi orang bertaqwa. "Baik materi yang sifatnya ritual badan atau juga suluk yang merupakan sikap kepribadian," ujarnya.
Karenanya wajar banyak ulama menyebut Ramadhan itu adalah sekolah atau kampus yang tujuannya agar alumninya jadi orang dengan titel taqwa. Sebagaimana layaknya sekolah atau kampus, alumni dianggap sukses dan diakui adalah alumni yang mengamalkan atau mempraktikkan apa yang sudah dipelajarinya di sekolah saat masa pendidikan yang lalu.
"Sebaliknya, alumni yang gagal itu alumni yang tidak pernah peduli dengan materi yang diajarkan dan juga akhirnya menjadi lulusan yang nihil ilmu. Itu analogi sederhana bagi saya tentang Ramadhan," katanya.
Ustadz Ahmad mengatakan, jika setelah Ramadhan ibadah yang ada malah menurun kualitas dan kuantitasnya, rasanya sulit untuk disebut alumni yang sukses. Karena alumni yang baik adalah yang optimal menjalankan apa yang dulu diajarkan di masa sekolah.
"Karena itu berusahalah jadi alumni Ramadhan yang sukses yaitu yang menjalankan apa yang pernah dipelajari di Ramadhan," katanya.
Ia mencontohkan, bak itu materi ritual ibadah yang sifatnya badan seperti baca Alquran, shalat, puas, sedekah atau juga yang sifatnya materi suluk kepribadian yang luhur seperti sabar, jujur dan juga ikhlas. "Mudah-mudahan kita semua tergolong menjadi alumni ramadhan yang sukses, yang dihadiahi keistiqamahan dalam beribadah. Wallahu a'lam," katanya.