Selasa 26 May 2020 03:00 WIB

Apa Saja Kandungan Makna 20 Ayat Pertama Surat Al Baqarah?

Surat Al Baqarat 20 ayat pertama mempunyai pesan tauhid.

Surat Al Baqarat 20 ayat pertama mempunyai pesan tauhid. Ilustrasi Alquran
Foto: pxhere
Surat Al Baqarat 20 ayat pertama mempunyai pesan tauhid. Ilustrasi Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, الٓمٓ # ...يَكَادُ ٱلْبَرْقُ يَخْطَفُ أَبْصَٰرَهُمْ ۖ كُلَّمَآ أَضَآءَ لَهُم مَّشَوْا۟ فِيهِ وَإِذَآ أَظْلَمَ عَلَيْهِمْ قَامُوا۟ ۚ وَلَوْ شَآءَ ٱللَّهُ لَذَهَبَ بِسَمْعِهِمْ وَأَبْصَٰرِهِمْ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ  

Imam Mujahid, seorang perawi hadits yang hidup zaman sahabat, pernah menafsirkan 20 ayat pertama dari surat Al Baqarah. Ia berkata, ''Empat ayat pertama dari surat ini (Al Baqarah) diturunkan (untuk menerangkan) golongan Mukmin, dua ayat setelahnya menerangkan tentang golongan kafir, kemudian 13 ayat selanjutnya menerangkan golongan orang munafik.''

Baca Juga

Dengan pertimbangan periwayat hadits tersebut, Ar-Razi, seorang penafsir dari Abad Pertengahan, membagi manusia dalam Alquran menjadi tiga golongan. 

Pertama, golongan yang beriman kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW yang kemudian disebut dengan Mukmin. Kedua, adalah kelompok manusia yang ingkar kepada Allah dan Rasul-Nya yang kemudian disebut golongan kafir. Sedangkan ketiga, adalah kelompok orang yang lahiriahnya menampakkan keimanan kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW tetapi sebenarnya ingkar, yang kemudian disebut dengan munafik.

Secara historis, 20 ayat tersebut diturunkan di awal hijrah Rasulullah SAW ke Madinah. Secara khusus, ayat-ayat tersebut diturunkan untuk memberi gambaran peta masyarakat Madinah pascahijrah. Hal ini sangat diperlukan oleh Nabi Muhammad SAW mengingat beliau dan para sahabatnya merupakan pendatang dan penduduk baru di Kota Madinah. Untuk itulah, beliau memerlukan gambaran umum tentang keadaan masyarakat Madinah sehingga ia dapat menentukan langkah politis untuk mengembangkan dakwah Islam.

Sedangkan tujuan umum dari ayat tersebut adalah memberi pengetahuan tentang karakter-karakter manusia dalam bermasyarakat. Dalam ayat-ayat tersebut ditunjukkan bahwa orang yang beriman harus memenuhi beberapa syarat. 

Di antaranya harus menyatakan kesaksian atas kebenaran Muhammad SAW sebagai utusan Allah, bersedia mendirikan shalat, dan bersedia membayar zakat. Tanda lainnya adalah mengimani Alquran dan kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya sebagai kitab Allah, serta menyakini kehidupan akhirat.

Orang kafir memiliki ciri, tidak bersedia mengakui Muhammad SAW sebagai utusan Allah, dan hatinya dikunci oleh Allah SWT untuk tidak beriman. Mereka yang masuk golongan ini akan menjadi penghuni tetap neraka.

Mereka yang termasuk orang munafik memiliki tanda, secara lisan menyatakan beriman kepada Allah dan Rasul-Nya tetapi sebenarnya dia tidak beriman. Orang munafik juga mempunyai penyakit hati yang membuat mereka selalu berakhlak buruk, membuat kerusakan, suka menghina keimanan orang lain, dan mengatakannya bodoh. Yang paling jelas, orang munafik itu selalu 'berwajah dua', kalau berkumpul dengan orang Mukmin mereka mengaku beriman tapi saat bergabung dengan orang kafir, mereka menyatakan kafir.

Penggolongan ketiga jenis manusia yang digambarkan Alquran itu menjadi pedoman yang sangat jelas bagi orang-orang yang beriman dalam mengarungi kehidupan. Dalam dinamika kehidupan yang makin kompleks, batas yang menjadi pembeda antara ketiga golongan tersebut terus disamarkan. Hanya dengan keimanan dan kejernihan hati, batas yang membedakan ketiga golongan tersebut menjadi terlihat nyata.

 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement