REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bagi umat Islam, doa merupakan suatu sumber energi dan harapan menuju kebahagiaan. Doa juga menjadi salah satu solusi bagi segala persoalan, sekaligus pintu kesuksesan.
Doa adalah tanda tunduknya seorang hamba kepada Rabbnya. Bagi pendosa, doa merupakan tangga pertobatan menuju ampunan Ilahi.
Tak masalah dari lisan siapa doa itu terucap. Kisah berikut menunjukkan betapa besarnya perhatian kalangan sahabat Rasul SAW terhadap keutamaan berdoa.
Suatu ketika Khalifah Umar bin Khathab bertemu dengan seorang anak kecil di sebuah jalan di tengah Kota Madinah. Beliau menghampiri anak itu. Sambil membungkukkan badan, sang Khalifah berkata kepadanya dengan penuh kasih sayang, ''Nak, berdoalah kepada Allah yang Maha Pengasih agar merahmati kita semua."
Para sahabat heran dan berkata, ''Wahai Amirul Mukminin, bagaimana Anda meminta kepada seorang anak kecil untuk berdoa kepada Allah. Padahal, Anda adalah satu di antara sepuluh orang yang telah diberitakan Nabi SAW sebagai penghuni surga.''
Umar menjawab, ''Aku memintanya berdoa justru karena ia masih anak-anak (kecil), karena catatan Allah belum berlaku atasnya, dan karena itu doanya dikabulkan. Sedangkan kita yang telah dewasa, catatan Allah telah berlaku atas kita."
Kisah itu memberikan hikmah bahwa doa anak kecil tak akan sia-sia. Sejak dini, anak perlu dididik untuk mampu melafalkan doa meskipun ia sendiri belum mengerti isinya.
Khalifah Umar meminta anak kecil untuk berdoa karena Nabi SAW suatu ketika pernah memberinya nasihat. "Sungguh Allah itu Mahahidup dan Maha Pemberi. Dia malu --bila ada seorang hamba yang menengadahkan kedua tangan kepada-Nya-- untuk membiarkannya kembali dalam keadaan hampa, sia-sia" (HR Abu Dawud dan At-Turmudzi).