REPUBLIKA.CO.ID,Dikenal sebagai sosok tegas dan pemberani, Umar bin Khattab ternyata juga mempunyai rasa takut. Ditukil dari Himpunan Fadhilah Amal karya Maulana Muhammad Zakariya al-Kandahlawi, dikisahkan Umar suatu ketika sibuk dengan pekerjaannya. Sampai seseorang mendatanginya dan berkata, “Si fulan telah menzalimiku. Engkau hendaknya menuntut balas untukku.”
Umar segera mengambil cambuk dan memukul orang itu. Dia berkata, “Ketika kusediakan waktuku untukmu, kamu tidak datang. Sekarang, aku sedang sibuk dengan urusan orang lain, kamu datang dan memintaku untuk menuntutkan balas.” Orang itu pun pergi.
Umar kemudian menyuruh seseorang untuk memanggil kembali orang tersebut. Setelah datang, Umar memberikan cambuk kepadanya. Dia berkata,”Balaslah aku.”
Lelaki itu menjawab, “Aku telah memaafkanmu karena Allah.” Umar Ra segera pulang ke rumahnya untuk mengerjakan shalat dua rakaat. Dia berbicara kepada dirinya sendiri. “Hai Umar, dahulu kamu rendah. Sekarang Allah meninggikan derajatmu. Dahulu kamu sesat, lalu Allah memberimu hidayah. Dahulu kamu hina, lalu Allah memuliakanm, dan Dia telah menjadikanmu sebagai raja manusia. Sekarang datang seorang laki-laki yang mengadukan nasibnya dan berkata.” Aku telah dizalimi. Balaskanlah untukku. Tetapi kamu telah memukulnya. Kelak, pada hari kiamat, apa jawabanmu di hadapan Rabbmu? Lama sekali Umar menghukumi dirinya sendiri.
Dalam shalat Subuhnya, Umar juga selalu membaca surah-surah yang panjang. Kadang ia membaca surah Al-Kahfi, Thaaha dan surah lain sambil menangis terisak-isak. Suatu ketika, Umar membaca Surah Yusuf dalam shalat Subuh. Sesampainya pada ayat, “Ya’qub menjawab,”Sesungguhnya hanya kepada Allah aku mengadkukan kesusahan dan kesedihanku.” (QS Yusuf: 86).
Ia pun menangis terisak-isak sampai tidak terdengar lagi suaranya. Terkadang, ia terus membaca Alqur’an sampai menangis di dalam tahajudnya hingga terjatuh sakit.