REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Agama Islam mengajarkan umat manusia untuk selalu berkata jujur dan menepati janji, supaya tidak ada orang lain yang kecewa atau terluka oleh perkataan bohong. Islam juga mengajarkan manusia agar berhati-hati saat berbicara dan membuat janji.
Imam Al Ghazali dalam kitab Bidayatul Hidayah mewanti-wanti manusia agar tidak ingkar janji. Menurutnya, daripada berjanji lebih baik memperbanyak berbuat baik, tanpa perlu berjanji.
Jika manusia terpaksa harus membuat janji atau terikat janji, Imam Al Ghazali mengingatkan agar berhati-hati dengan janji tersebut. Supaya janji tersebut tidak diingkari. Kecuali orang yang membuat janji dalam kondisi lemah dan ada halangan yang tidak dapat dihindari.
Imam Al Ghazali menyampaikan alasan mengapa manusia harus menepati janji dan berhati-hati membuat janji. Karena ingkar janji adalah salah satu tanda orang munafik dan rendah akhlaknya.
Rasulullah Nabi Muhammad SAW pernah bersabda, "Ada tiga perkara yang jika ketiganya berada dalam diri seseorang, maka ia adalah orang munafik, meskipun ia berpuasa dan mengerjakan sholat. Ia adalah orang yang apabila berbicara, ia berbohong, apabila berjanji, ia mengingkari, apabila diberi amanah sesuatu, ia khianat." (HR. Bukhari dan Muslim).
Imam Al Ghazali juga menjelaskan manusia akan dimintai pertanggungjawaban. Kelak di Padang Mahsyar anggota badan manusia akan bersaksi atas apa saja yang telah diperbuatnya selama hidup di dunia.
Karena itu, manusia harus menjaga anggota badannya agar tidak berbuat maksiat. Termasuk menjaga lidah agar tidak berkata bohong dan ingkar janji.
"Pada hari ini Kami tutup mulut mereka, dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan." (QS Yasin: 65).
"Pada hari (ketika), lidah, tangan dan kaki mereka menjadi saksi atas mereka terhadap apa yang dahulu mereka kerjakan.” (QS An Nur: 24).