Kamis 21 May 2020 14:15 WIB

Cara Rasulullah SAW Mendidik Para Sahabatnya

Rasulullah SAW secara intens mendidik para sahabatnya.

Rasulullah SAW secara intens mendidik para sahabatnya. Ilustrasi kaligrafi Muhammad SAW.
Foto: wikipedia
Rasulullah SAW secara intens mendidik para sahabatnya. Ilustrasi kaligrafi Muhammad SAW.

REPUBLIKA.CO.ID, Kepribadian Rasulullah SAW adalah sebuah pemberdayaan. Setelah "memberdayakan" dirinya sendiri, beliau melakukan program pemberdayaan itu kepada umatnya. Dalam bidang politik, Rasulullah SAW melakukan pemberdayaan dengan menanamkan prinsip hidup kepada para sahabatnya agar tidak mudah menyerah dalam meraih cita-cita perjuangan hanya karena menemui berbagai aral dari musuh-musuh.

Ketika Abu Abdillah Khabab RA mengeluh di hadapan Rasulullah SAW tentang beratnya beban perjuangan dan meminta beliau untuk berdoa memohon pertolongan Allah, beliau berkata: "Orang-orang terdahulu tidak sedikit pun berubah imannya sekalipun mereka ada yang dianiaya dengan cara dibenamkan di dalam tanah dalam keadaan hidup. Ada yang dibelah tubuhnya mulai dari kepala dengan gergaji dan ada pula yang dikupas kulitnya dengan dengan sisir besi mengenai daging dan tulangnya".

Baca Juga

Kemudian beliau menegaskan bahwa dengan perjuangan yang keras, cita-cita itu pasti akan tercapai. Ia bersabda, "Demi Allah, sungguh Allah akan akan menyempurnakan urusan (agama Islam) ini hingga meluaslah kedamaian di dunia. Orang akan merasa aman berpergian dari Yaman ke Hadramaut. Tiada rasa takut kecuali kepada kemarahan Allah atau serigala yang dikhawatirkan menerkam dombanya. Namun kalian bersikap terburu-buru".

Dalam bidang ekonomi Rasulullah SAW membina kaum para sahabat dalam seluruh aspek, teoritis dan empiris. Mereka disadarkan bahwa semua jenis harta adalah milik Allah SWT; yang harus dicari semaksimal mungkin dalam batas-batas yang telah ditentukan, untuk kemudian didistribusikan demi kemaslahatan diri dan lingkungan sekitar.

Rasulullah juga sangat menekankan aspek kemandirian. "Sungguh jika seseorang kamu membawa seutas tali berangkat menuju gunung atau hutan untuk mencari kayu bakar, lalu dibawa ke pasar, dijual dan dengan kerja itu dapat menutup air mukanya, maka hal itu sangat terpuji dibandingkan dengan mengemis keliling kampung baik diberi maupun tidak" (HR Bukhari). 

Sikap kemandirian yang ditanamkan Rasulullah SAW pada diri para sahabat, pada gilirannya menimbulkan kekuatan finansial yang luar biasa pada gerakan dakwah Islam di bawah kepemimpinan beliau dan para penggantinya kemudian. 

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement