Kamis 14 May 2020 03:12 WIB

Pengusaha Muda Bisa Bangkitkan Ekonomi Umat

Pengusaha muda Muslim harus memiliki motivasi agama.

Rep: Ratna Ajeng Tejomukti/ Red: Ani Nursalikah
Pengusaha Muda Bisa Bangkitkan Ekonomi Umat
Foto: Blogspot.com
Pengusaha Muda Bisa Bangkitkan Ekonomi Umat

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menko PMK Muhajir Effendi mengatakan umat Islam harus menjadi pelaku ekonomi sebagaimana Rasulullah yang bekerja sebagai seorang pedagang dan pelaku ekonomi.

"Quraisy dimana Rasul berasal merupakan suku yang memiliki tradisi kuat dalam perniagaan, tidak hanya Rasul bahkan sahabat Nabi juga banyak yang bekerja sebagai pedagang yang memimpin kafilah besar dan ekspedisi perdagangan," ujar dia dalam acara Rabu Hijrah, Talk Show SDM Unggul dan Kebangkitan Umat, Rabu (13/5).

Baca Juga

Tradisi inilah yang ditanamkan Rasulullah kepada umatnya. Bahkan Rasul menghargai mereka yang kaya dan berhasil dalam perdagangannya. Namun, lambat laun tradisi perdagangan ini ditinggalkan karena semakin menguatnya tradisi sufi di dalam Islam.

"Apalagi semboyan sufi yang meninggalkan kelezatan dunia jika dikaitkan dengan penguasaan terhadap properti dan kekayaan, mereka menghindari menjadi orang kaya dan menguasai kehidupan keduniaan sehingga membuat doktrin ajaran Islam terdeviasi. Meski memang memperhatikan kehidupan akhirat tetap paling utama," kata dia.

Namun ini dipahami secara ekstrem di kalangan sufi untuk meninggalkan kehidupan dunia, termasuk perdagangan dan ekonomi. Padahal yang dimaksud dengan meninggalkan dunia adalah terlalu menikmati kecintaan dunia sehingga takut akan kematian.

Melihat semangat agama lain dalam bidang ekonomi menjadi doktrin. Sudah sewajarnya kebangkitan pengusaha Muslim muda di sebuah wilayah ini memiliki motivasi agama. Sehingga anak muda dapat menggeluti bidang ekonomi ini dengan serius.

"Pesan saya jika kita ingin bangkitkan ekonomi umat, jangan lupa harus menggali semangat spirit dalil nakliyah yang bisa dijadikan pemicu, ketika kita menjalankan berdagang, bergelut di bidang ekonomi diniati dengan sungguh-sungguh, mempunyai landasan keyakinan yang tidak diragukan lagi," jelas dia.

Selain itu dalam transaksi sangat penting untuk melakukan ijab kabul yang jelas sehingga dapat terhindar dari riba. Karena Allah menghalalkan transaksi tetapi mengharamkan riba.

Jauhi memakan riba yang berlipatganda. Muhajir juga mengatakan agar berusaha untuk tetap berada dalam bimbingan Allah dengan spirit islam. Karena memahami spirit ajaran Islam bisa digunakan untuk membangun ekonomi keumatan tanpa terperangkap label atribut yang lebih banyak mudharat, eksklusif daripada inklusif dan bermanfaat.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement