REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dakwah Rasulullah SAW pernah ditentang oleh kaum musyrikin pada masanya. Orang-orang musyrik menyerang Rasulullah dan dakwahnya melalui berbagai cara, salah satunya melalui lisan para penyair mereka. Tak tinggal diam, para penyair Muslim pun melawan balik.
Dalam buku Yang Tersembunyi dari Sirah Nabi karya Musthafa As-Siba’i dijelaskan, kaum Muslimin yang menolak kaum musyrikin melawannya dengan lisan para penyair pula. Sejumlah penyair seperti Hasan bin Tsabit, Abdullah bin Rawahah, dan lainnya muncul sebagai segelintir penyair Muslim yang membela dakwah Rasulullah.
Mereka menuliskan buku-buku sastra dan buku-buku sejarah yang dikarang setelahnya. Memuat sejumlah besar syair yang menggambarkan bagaimana situasi sebenarnya tentang dakwah Nabi, atau jauh berbeda dari apa yang dikatakan kaum musyrikin.
Para penyair Muslim pada masa tersebut juga menggambarkan dengan gamblang mengenai dakwah Islam saat berkembang pada awal perkembangannya. Cara elegan para penyair Muslim dalam melawan kaum musyrikin ini tentunya merupakan bagian dari jihad dan juga sumbangsih terhadap khazanah keilmuan Islam.
Misalnya, dalam buku-buku sejarah yang memuat sirah Nabawiyah, banyak diriwayatkan oleh para sahabat kepada orang setelah mereka. Sebagian dari mereka fokus menyelidiki sejarah Rasulullah dengan detail dan terperinci.
Setelah itu mereka saling menceritakan informasi-informasi tersebut dan menghimpunnya di dalam lembaran-lembaran milik mereka. Sebagian penulis yang berkonsentrasi penuh pada sirah Nabawiyah secara total antara lain Aban bin Usman bin Affan dan Urwah bin Az-Zubair bin Awam.