Ahad 26 Apr 2020 11:31 WIB

Cara Hindun Bayar Kesalahannya pada Masa Jahiliyah

Diantara wanita-wanita yang berbaiat kepada Rasulullah adalah Hindun bin Utbah.

Gurun
Foto: tangkapan layar Reuters/Zohra Bensemra
Gurun

REPUBLIKA.CO.ID, Hanya lima tahun setelah Perang Uhud, sekitar sepuluh ribu pasukan Muslimin berbondong-bondong ke Makkah dengan persenjataan lengkap. Sejarah mencatat, pada bulan Ramadhan tahun ke-8 Hijriyah, Rasulullah SAW bersama pasukannya menaklukkan Makkah tanpa pertumpahan darah. Tidak ada jejak dendam pada diri Rasulullah karena adanya petunjuk dari Allah SWT.

Penduduk Makkah pun berbondong-bondong berbaiat kepa da Rasulullah SAW. Setelah membaiat kaum laki-laki, Rasulullah SAW kemudian membaiat kaum wanita. Diantara wanita-wanita yang berbaiat kepadanya adalah Hindun bin Utbah. Sosok yang hampir memakan jantung Hamzah, pamanda tercinta.

Baca juga: Kanibalisme Hindun dan Kesabaran Rasulullah

Buah kesabaran

Kesabaran yang tertulis dalam Alquran itu pun dicatat dengan tinta emas dalam lembar sejarah.  Hindun bin Utbah pun tercatat sosok perempuan yang memiliki peran besar dalam perkembangan Islam setelah menjadi seorang Muslimah. Dalam Perang Yarmuk, seperti dikisahkan Ibnu Jarir, kaum Muslimin bertempur habis-habisan. Kaum wanita meng halau setiap tentara Muslim yang terdesak dan mundur dari medan laga. Mereka berteriak, 'Kalian mau pergi ke mana? Apakah kalian akan membiarkan kami ditawan oleh pasukan Romawi?'

Tentara Muslim yang sebe lum nya hampir melarikan diri, kemudian bertempur kembali membangkitkan semangat pasukan yang lain. Mereka benar-benar terbakar oleh kecaman pedas yang diteriakkan oleh kaum wanita, terutama Hindun binti Utbah. Dalam suasana seperti itu, Hindun menuju barisan tentara sambil membawa tongkat pemu kul tabuh dengan diiringi oleh wanita-wanita Muhajirin. Ia membaca baitbait syair yang pernah dibacanya dalam Perang Uhud.

Tiba-tiba pasukan berkuda yang berada di sayap kanan pasukan Muslim berbalik arah ka rena terdesak musuh. Melihat pemandangan tersebut, Hindun berteriak, "Kalian mau lari ke mana? Kalian melarikan diri dari apa? Apakah dari Allah dan surga-Nya? Sungguh, Allah melihat yang kalian lakukan!"

Hindun juga melihat suaminya, Abu Sufyan, yang berbalik arah dan melarikan diri. Hindun segera mengejar dan memukul muka kudanya dengan tongkat seraya berteriak, "Engkau mau ke mana, wahai putra Shakhr? Ayo, kembali lagi ke medan pe rang! Berjuanglah habis-habisan agar engkau dapat membalas ke salahan masa lalumu, saat engkau menggalang kekuatan untuk menghancurkan Rasulullah."

Zubair bin Al-'Awwam yang melihat semua kejadian itu ber kata, "Ucapan Hindun kepada Abu Sufyan itu mengingatkanku kepada peristiwa Perang Uhud, saat kami berjuang di depan Ra sulullah SAW." Begitulah totalitas Hindun dalam membela agamanya saat menjadi Muslimah. 

 

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement