Sabtu 23 Apr 2022 02:07 WIB

Kematian Menurut Islam dan Pembuktian Studi Ilmiah Modern

Kematian menurut Islam adalah berpindahnya roh dari tubuh manusia.

Kematian menurut Islam adalah berpindahnya roh dari tubuh manusia.  Tempat Pemakaman Umum.   (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Kematian menurut Islam adalah berpindahnya roh dari tubuh manusia. Tempat Pemakaman Umum. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, Kematian merupakan misteri yang sukar diterima logika manusia. Masih banyak yang bertanya apakah ada alam lain setelah mati ataukah mati menjadi akhir dari perjalanan manusia? 

Untuk menjawab pertanyaan itu, pada 2014 lalu tim dokter dari Universitas Southampton, Inggris, merilis hasil empat tahun penelitian terhadap 2.060 pasien gagal jantung. 

Baca Juga

Mereka tersebar di 15 rumah sakit di Inggris, Amerika Serikat, hingga Austria. Dari 330 pasien selamat, ada 140 orang yang disurvei.

Dilansir dari Telegraph, dari riset tersebut, peneliti menemukan ada 40 persen pasien yang mengalami kesadaran setelah jantung mereka dinyatakan berhenti secara klinis sebelum berdetak kembali.

Seorang pria bahkan mengingat, saat rohnya meninggalkan jasad, dia dapat menyaksikan jenazahnya dari pojok ruangan. 

Saat diwawancara, pekerja sosial berusia 57 tahun itu mampu mendeskripsikan bagaimana para perawat bekerja dan suara mesin dinyalakan.

Pimpinan peneliti, Dr Sam Parnia dari Universitas Southampton, menjelaskan, dalam kasus ini pasien tersebut bisa menyadari apa yang terjadi selama tiga menit kematiannya. Padahal, secara klinis, otak tidak bisa bekerja saat jantung berhenti.

Masih dari riset tersebut, pasien-pasien yang diwawancarai mengaku mengalami pengalaman berbeda saat mati sementara itu. Ada yang merasa ditenggelamkan ke dalam air dalam, ada juga yang merasakan kedamaian. Karena itu, dia mengatakan, penelitian ini membutuhkan penyelidikan lebih lanjut.

Dr Musa bin Fathullah Harun dalam bukunya Perjalanan Rabbani, menjelaskan, kematian merupakan pindahnya roh dari jasad, bukan berakhirnya kehidupan.

Kematian pun hanya menjadi perpindahan dari alam dunia yang fana ke alam barzakh, yaitu alam pemisah antara dunia dengan akhirat. Maut menjadi pintu gerbang untuk melalui akhirat. 

Roh manusia yang wafat akan tinggal di alam barzakh hingga hari kebangkitan manusia dari kuburnya pada kiamat kelak.

Hal ini sesuai dengan hadits yang diriwayatkan dari Imam Tirmidzi. "Sesungguhnya kubur itu awal persinggahan dari persinggahan-persinggahan akhirat. Barang siapa yang selamat darinya, maka yang sesudahnya lebih mudah darinya. Barang siapa yang tidak selamat darinya, maka yang sesudahnya lebih sukar darinya. (HR Tirmizi, Ibnu Majah dan Ahmad dari Utsman bin Affan RA).

Tidak hanya menunggu datangnya sangkakala sebagai pertanda kiamat tiba, roh pun bisa berkunjung. Ibnu Qoyyim al-Jauziyah dalam bukunya berjudul Roh mengungkapkan, selama di alam barzakh, roh orang-orang yang meninggal dunia  bisa saling bertemu.

Ibnu Qoyyim mendasarkan dalilnya pada QS Annisa ayat 69. Allah SWT berfirman, "Dan siapa yang menaati Allah dan Rasul-(Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, yaitu nabi-nabi, para shiddiqin, syuhada, dan orang-orang yang salih. Mereka merupakan teman yang sebaik-baiknya."

Ibnu Qoyyim menulis bahwa kebersamaan ini berlaku di dunia, alam barzakh, hingga hari pembalasan. Kata Ibnu Qoyyim, ayat tersebut turun saat para sahabat Rasulullah SAW khawatir jika Nabi meninggal dunia dan berpisah dengan mereka. 

Jarir meriwayatkan dari Manshur, dari Abudh-Dhuha dan Masruq. "Para sahabat Nabi Shalallahu'alaihi wa sallam berkata kepada beliau. 'Tidak seharusnya kita berpisah dengan engkau di dunia ini. Jika engkau meninggal, maka engkau akan ditinggikan di atas kami, sehingga kami tidak bisa melihat engkau."

Di samping itu, Allah SWT juga berfirman di dalam QS al-Fajr: 27-30. "Hai, jiwa-jiwa yang tenang, kembalilah kepada Rabbmu dengan hati yang puas lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jamaah hamba-hamba-Ku dan masuklah ke dalam surga-Ku."

Menurut Ibnu Qoyyim,  roh terdiri atas dua macam. Roh yang mendapatkan siksa dan roh yang mendapatkan kenikmatan. Roh yang mendapatkan siksaan akan disibukkan dengan siksaan yang menimpanya.

Mereka pun tidak bisa saling berkunjung dan bertemu. Sementara, roh-roh yang mendapatkan kenikmatan mendapatkan kebebasan dan tidak terbelenggu.

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement