REPUBLIKA.CO.ID, MADINAH -- Di sebuah gubuk kecil di pinggir Kota Madinah, hiduplah seorang wanita tuna netra atau buta. Perempuan tua itu tidak memiliki harta selain kambing, timba air, dan sebuah tikar usang yang lapuk.
Dikutip dari buku Sang Legenda Umar bin Khattab karya Yahya bin Yazid Al Hukmi Al Faifi, disebutkan pada suatu malam, Umar bin Khattab pernah berjanji kepada wanita itu untuk memperhatikan hidupnya dan memberikan kebutuhannya. Janji itu berlalu beberapa waktu.
Sampai pada suatu kesempatan, Umar datang berkunjung ke rumah wanita itu. Ruangan rumahnya tampak rapi.
Umar berpikir bahwa sudah ada orang yang mendahuluinya berkunjung untuk memenuhi keperluan wanita itu. Keesokan harinya, ketika Umar datang lagi, dia tetap melihat rumah itu sudah rapi, bersih, tertata rapi, dan elok dipandang.
Di hari selanjutnya, Umar mengambil strategi dan trik baru. Dia bersembunyi di tempat yang tidak jauh dari rumah itu, supaya tidak ada yang mengetahui dia sedang mengintai siapa orag yang selalu datang sebelumnya.
Tidak lama duduk di tempat persembunyiannya, dia melihat ada sosok laki-laki yang datang ke rumah itu. Laki-laki itu mengetuk pintu, lalu masuk. Ternyata, dia adalah Abu Bakar Ash Shiddiq yang pada saat itu menjabag sebagai khalifah.
Akhirnya, Umar bin Khattab keluar dari tempat pengintainnya. Dia sudah tahu siapa yang selalu mendahului niat baiknya itu.
Umar bin Khattab sangat kagum dengan sifat Abu Bakar. "Sungguh mulia sifatmu. Seumur hidupku, aku akan meneladanimu," kata Umar.