REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Semasa riwayat hidup Nabi Muhammad SAW, banyak kisah mengenai para orang yang membenci Islam dan kemudian berbalik menjadi pendukung di barisan depan. Selain Allah memang melunakkan hatinya dengan hidayah, cahaya Allah juga terpancar dari mata Rasulullah saat memandang mereka.
Imam Al-Ghazali dalam kitab Ihya Ulumiddin menjelaskan, ketika kebanyakan orang-orang yang ingkar hendak membunuh Rasulullah SAW, terdapat kisah-kisah menakjubkan yang tertuang dalam pandangan beliau. Tatkala pandangan mereka jatuh pada Rasulullah, mereka gemetar dengan sinar wajar beliau yang mulia.
Lalu timbullah ketakutan (kekaguman) di hati mereka. Kelihatan bagi mereka (dari pandangan Rasulullah tadi) sesuatu yang bersinar gilang-gemilang atas keelokan wajah nur kenabian.
Allah SWT berfirman dalam Alquran Surah An-Nur ayat 35:
ٱللَّهُ نُورُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ مَثَلُ نُورِهِۦ كَمِشْكَوٰةٍ
“Allah pemberi nur (cahaya) bagi langit dan bumi. Bandingan nur-nya adalah seperti satu kurungan pelita,”.
Sehingga pandangan yang terpancar dari Rasulullah merupakan anugerah sekaligus jalan hidayah bagi mereka (orang yang memusuhi Islam) atas kehendak Allah.