REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Rasulullah SAW menuturkan cerita tentang orang yang paling terakhir masuk surga. Kisah itu termaktub dalam sebuah hadis panjang yang diriwayatkan Abdullah bin Mas'ud.
"Orang yang paling terakhir masuk surga adalah seorang lelaki. Sesekali dia berjalan, sesekali dia merangkak, dan sesekali api neraka menjilat kulitnya. Apabila dia telah berhasil melewati api neraka
itu, dia menoleh kepadanya seraya berkata, 'Mahaberkah Zat yang telah menyelamatkan diriku darimu. Sungguh, Allah telah memberiku sebuah karunia yang tidak Dia berikan kepada seorang pun
dari kalangan terdalhulu maupun generasi nanti.
Lalu, ditumbuhkanlah sebatang pohon untuknya, dan orang itu berdoa, 'Wahai Tuhanku, dekatkanlah aku kepada pohon itu. Aku ingin berteduh di bawah teduhannya dan minum dari airnya!'
Maka Allah berfirman kepadanya, 'Wahai anak Adam, bisa jadi jika Aku penuhi permintaanmu itu, kamu akan meminta kepada-Ku hal lain lagi.'
Orang itu berkata, 'Tidak akan wahai Tuhanku.' Dia berjanji kepada Allah untuk tidak memohon yang lain lagi kepada-Nya.
Namun, Tuhannya memaklumi hal tersebut, karena lelaki itu melihat apa yang tidak dapat dia tahan. Maka Allah SWT pun mendekatkan kepadanya pohon itu.
Lalu, lelaki itu pun berteduh di bawah rindangnya pohon itu dan minum dari airnya. Lalu, ditumbuhkanlah untuknya sebatang pohon yang lebih bagus daripada pohon yang pertama.
Lelaki itu pun berdoa, 'Wahai Tuhanku, dekatkanlah aku kepada pohon itu untuk minum dari airnya dan berteduh di bawah teduhannya. Aku tidak akan meminta kepada-Mu yang selainnya.'
Maka Allah berfirman, 'Wahai anak Adam, bukankah kamu telah berjanji kepada-Ku untuk tidak meminta kepadaku hal yang lainnya lagi? Bisa jadi jika Aku mendekatkan dirimu kepada pohon
itu, kamu akan meminta kepada-Ku hal yang lain lagi.'
Lelaki itu pun berjanji kepada Allah untuk tidak meminta yang lain lagi kepada-Nya. Akan tetapi, Tuhannya memaklumi hal tersebut. Sebab, lelaki itu melihat apa yang tidak dapat keinginannya dia tahan. Maka Allah pun mendekatkannya kepada pohon itu (pohon yang kedua), lalu lelaki itu berteduh di bawah rindangnya dan minum dari airnya.
Kemudian ditumbuhkanlah untuknya sebatang pohon yang lebih bagus daripada kedua pohon
itu di dekat pintu surga. Orang itu pun berdoa, 'Wahai Tuhanku, dekatkanlah diriku kepada pohon itu agar aku dapat berteduh di bawah teduhannya dan minum dari airnya. Aku tidak akan meminta kepada-Mu yang selain itu.'
Namun, Tuhan memaklumi hal itu karena lelaki itu melihat apa yang tidak dapat dia tahan. Maka Allah pun mendekatkannya kepada pohon itu.
Ketika Allah mendekatkannya kepada pohon itu, maka lelaki tersebut mendengar suara-suara para penghuni surga.
'Wahai Tuhanku, masukkanlah aku ke dalam surga,' pintanya.
Maka Allah berfirman, 'Wahai anak Adam, apa yang membuatmu tidak lagi meminta kepadaKu? Apakah kamu rela jika Aku berikan dunia dan yang semisalnya untukmu?'
Orang itu berkata, 'Wahai Tuhanku, apakah Engkau hendak mengejekku, padahal Engkau adalah Tuhan Pencipta alam semesta?'"
Abdullah bin Mas'ud--yang meriwayatkan hadis ini--tertawa. Orang-orang yang mendengarkannya bertanya, tetapi Ibnu Mas'ud kemudian menjelaskan.
"Demikianlah. Rasulullah dahulu tertawa. Lalu para sahabat yang ada ketika itu pun bertanya, 'Kenapa engkau tertawa wahai Rasulullah?' Maka beliau menjawab, 'Karena Tuhan Pencipta alam semesta tertawa ketika orang itu berkata, 'Wahai Rabbku, apakah Engkau hendak mengejekku, padahal
Engkau adalah Tuhan Pencipta alam semesta?'"
"Maka Allah berfirman kepadanya, 'Aku tidak mengejekmu. Akan tetapi, Aku Maha Kuasa untuk melakukan segala sesuatu yang Aku kehendaki.'"