REPUBLIKA.CO.ID, Di dalam buku ar-Ruh wan-Nafs karya al-Hafizh Abu Abdullah bin Mandah dite rangkan bagaimana hamba yang kafir mendapatkan siksa kubur. Ketika roh di kembalikan lagi ke tempatnya berbaring, Munkar dan Nakir mendatanginya sambil menaburkan tanah dengan kedua taring nya. Mereka menggali tanah dengan rambutnya. Suaranya seperti halilintar yang menggelegar sementara pandangannya seperti kilat yang menyambar.
Dua malaikat ini mendudukkan mayat itu kemudian berkata, "Siapakah Rabbmu? Dia menjawab, "Aku tidak tahu." Kemu di an, ada yang berseru dari arah samping kubur. "Kamu memang tidak tahu." Ma laikat Munkar dan Nakir memukulinya dengan tongkat besi. Meski timur dan barat menyatu, pukulan ini tidak berkurang. Kuburnya pun menyempit hingga tulangtulang rusuknya tercecer. Pintu neraka dibukakan di hadapannya. Dia melihat tempat duduk di dalam neraka itu hingga tiba hari kiamat.
Hanya, ternyata siksa kubur pun ber laku bagi Muslim. Ath-Thahawy menyebutkan, dari Ibnu Mas'ud, Nabi SAW ber sabda, seorang hamba dari hamba-hamba Allah diperintahkan disiksa dikuburnya dengan 100 deraan. Dia terus memohon kepada Allah dan berdoa kepada-Nya hing ga deraan itu hanya sekali saja. Ku burnya pun dipenuhi dengan api.
Ketika dia terbebas dari siksaannya dan sadar, dia bertanya, "Mengapa kalian menjatuhkan hukuman dera kepadaku? Para malaikat menjawab, "Karena engkau shalat tanpa bersuci terlebih dahulu dan engkau melewati orang yang dizalimi dan engkau tidak menolongnya."
Dalam riwayat lain yang tertulis pada HR Bukhari dan Muslim bersumber dari Ibnu Abbas disebutkan, Nabi SAW melewati dua kuburan. Dia pun bersabda, "Se sungguhnya dua orang yang dikubur ini be nar-benar disiksa. Keduanya tidak disik sa karena dosa besar. Yang seorang (disiksa) karena tidak membersihkan setelah buang air kecil. Satunya lagi (disiksa) karena menyebarkan adu domba."
Nabi SAW pun meminta pelepah daun kurma yang belum kering dan membelahnya menjadi dua. Dia bersabda, "Siapa tahu pelepah daun ini meringankan siksa keduanya selagi ia belum mengering."
Sungguh dahsyat siksa kubur itu sam pai-sampai hewan bisa mendengar orang yang sedang disiksa. Ibnu Qayyim menulis bahwa sebagian ulama berkata, beberapa kelompok orang di Mesir dan Syam pergi membawa hewan ternak mereka ke kubur an orang Yahudi, Nasrani, dan orang mu na fik saat hewan-hewannya mengalami sakit perut. Jika kuda itu mendengar siksa kubur, ia akan meringkik karena merasa kan panas. Sakit perutnya pun bisa sembuh.